Tinjauan terhadap Pengajaran Timothy Keller dan Dampaknya bagi Konsep Misi Perkotaan Timothy Keller dari Perspektif Teologi Injili
Abstract
Jumlah penduduk kota di dunia semakin meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui data dari PBB yang memprediksi pada tahun 2050 populasi kota terus bertambah dari 55% sampai 68% yang bermukim diperkotaan. Dengan meningkatnya pertambahan penduduk diperkotaan akan memungkinkan semakin kompleks permasalahan dan krisis yang terjadi di perkotaan. Oleh karena itu gereja perlu memikirkan dan mengambil peluang dalam pelayanan perkotaan sebagai respons terhadap amanat agung Tuhan dalam Matius 28:19-20.
Timothy Keller menangkap visi pelayanan perkotaan dan melihat krisis tersebut menjadi sebuah peluang yang besar. Keller adalah pendeta pendiri Redeemer Presbyterian Church di Manhattan yang berhasil menjangkau kota dalam pelayanan perkotaan. Hal itu terbukti dari bertambahnya anggota berjumlah 15 orang hingga 5000 orang. Keller sebagai pemimpin yang berpengaruh bagi kekristenan khususnya dalam melakukan misi perkotaan membawa sebuah konsep teologi Injil dan visi teologi. Namun, teologi Injil Keller tidak terlepas dari sorotan dan kritik dari beberapa teolog injili, di antaranya yang bernama Jon Anderson, Paul M. Elliott, Iain D. Campbell dan William M. Schweitzer yang mengganggap beberapa pengajaran Keller tidak alkitabiah, di antaranya berhubungan dengan doktrin Allah, dosa, keselamatan dan konsep misi Perkotaan.
Penelitian ini akan meninjau pengajaran–pengajaran Keller yang yang dianggap beberapa teolog injili tidak alkitabiah. Tinjauan pengajaran-pengajaran Keller dari perspektif teologi injili alkitabiah yang bertujuan untuk memberikan pemahaman akan pengajaran Keller dan konsep misi perkotaannya serta menjawab sesuai alkitabiah atau tidak alkitabiah.
Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bahwa pengajaran–pengajaran dan konsep misi perkotaan Keller adalah alkitabiah karena semuanya dijelaskan berdasarkan firman Tuhan. Namun, penulis melihat yang menjadi permasalahan dari beberapa teolog injili adalah metode penyampaian dari pengajaran Keller yang akhirnya dianggap tidak alkitabiah.