Tinjauan Terhadap Fenomena Substitusi Roti Dan Anggur Dalam Perjamuan Kudus Daring Menurut Pandangan Calvinis Dan Zwinglian
Abstract
Situasi pandemi COVID-19 memaksa jemaat mengikuti ibadah dalam bentuk daring, termasuk Perjamuan Kudus. Biasanya, jemaat hanya perlu mempersiapkan hati untuk mengikuti Perjamuan Kudus, kini jemaat juga perlu mempersiapkan elemen Perjamuan Kudus, yaitu roti dan anggur. Pada praktiknya, ada sebuah kebimbangan dalam situasi jemaat yang tidak dapat mempersiapkan roti dan anggur di tempatnya sebelum ibadah dimulai. Apakah dengan demikian mereka tidak dapat mengikuti Perjamuan Kudus atau mereka diperbolehkan menggantinya dengan sesutau yang lain? Tulisan ini hadir untuk menjawab permasalahan tersebut. Dalam menjawabnya, penulis mendasari argumen dengan menggunakan pandangan Calvinis dan Zwinglian terhadap Perjamuan Kudus. Penulis setuju bahwa penggunaan roti dan anggur merupakan hal yang sakramental. Namun, inti dari Perjamuan Kudus tidak terletak pada elemen roti dan anggur yang digunakan. Oleh karena itu, dalam kondisi khusus, substitusi roti dan anggur diperbolehkan, tetapi dalam kondisi normal, penggunaan roti dan anggur tetap harus diutamakan. Pada akhirnya, penulis memberikan anjuran-anjuran praktis dalam melakukan Perjamuan Kudus dalam bentuk daring di tengah pandemi COVID-19.