Hubungan Kelekatan dengan Allah dan Keintiman Relasi Sosial dengan Makna Hidup pada Dewasa Muda di Gereja Presbyterian Berbahasa Indonesia di Singapura.
Abstract
Setiap manusia memiliki kebutuhan untuk menemukan tujuan dan makna dari hidup yang dijalaninya. Manusia berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan makna hidup, di antaranya adalah melalui relasi dengan Allah dan sesama. Kelekatan dengan Allah dan keintiman relasi sosial diprediksi memiliki peran dalam penemuan makna hidup individu. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian, yaitu ada atau tidaknya hubungan antara kelekatan dengan Allah dan keintiman relasi sosial dengan makna hidup pada dewasa muda di gereja Prebyterian berbahasa Indonesia di Singapura. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penulis menyusun dua hipotesis yaitu terdapat hubungan antara kelekatan dengan Allah dan makna hidup, serta terdapat hubungan antara keintiman relasi sosial dan makna hidup.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner. Subjek dalam penelitian ini ialah 102 orang dewasa muda yang berusia 20-40 tahun di gereja Presbyterian Bukit Batok dan gereja Presbyterian Orchard, Singapura. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik convenience sampling dan teknik analisis data menggunakan uji korelasi nonparametrik Spearman’s Rho. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara kelekatan dengan Allah dan makna hidup (r = -0.031, p ≥ 0.01) yang berarti hipotesis pertama ditolak. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penggunaan alat ukur dan dampak kejadian negatif yang sedang melanda dunia. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada hubungan antara keintiman relasi sosial dan makna hidup (r = 0.092, p ≥ 0.01) yang berarti hipotesis kedua ditolak. Hasil ini kemungkinan disebabkan oleh tipe keterikatan sosial dan makna hidup yang tidak stabil. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya hubungan antara kelekatan dengan Allah dan dimensi Keberadaan makna (r = 0.491, p ≤ 0.01) serta adanya hubungan antara keintiman relasi sosial dan dimensi Keberadaan makna (r = 0.308, p ≤ 0.01). Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih baik secara praktis maupun teoretis. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan dewasa muda dan pelayanan kepada dewasa muda di gereja Presbyterian berbahasa Indonesia di Singapura. Sedangkan secara teoretis, penelitian ini diharapkan memberi sumbangsih bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kelekatan dengan Allah, keintiman relasi sosial, dan makna hidup.