Sebuah Studi Kasus Pemahaman dan Respons Pendengar Gereja Bethel Indonesia Jemaat Gibeon Surabaya terhadap Khotbah Kristosentris.
Abstract
Khotbah kristosentris adalah khotbah yang “memberitakan kekekalan.” Dengan dasar beritanya, pengkhotbah harus menyampaikan kasih, anugerah, penebusan yang kekal, yaitu keselamatan Allah melalui Kristus Yesus. Khotbah yang kristosentris penting untuk disampaikan karena seluruh isi Alkitab adalah wahyu penebusan yang dikerjakan oleh Kristus dan dialamatkan kepada kejatuhan manusia dalam dosa. Oleh karena itu, pengkhotbah memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan berita Injil, dan bahwa khotbah harus berpusat pada Kristus.
Ada hal-hal yang kurang diperhatikan oleh pengkhotbah terkait tugas di atas. Pertama, pengkhotbah tidak mengaitkan berita Injil tentang Kristus dengan pemaparan khotbahnya bahkan tidak mempertanggungjawabkan gagasan teologinya secara alkitabiah. Kedua, pengkhotbah tidak memahami bahwa pemusatan berita pada Kristus ini tidak berarti bahwa dimensi Trinitas terkait kedua pribadi Allah lainnya dapat diabaikan. Ketiga, mengkhotbahkan Kristus dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru perlu dilihat dari perspektif sejarah penebusan dan karya salib Kristus yang membawa keselamatan kekal, dan tidak berfokus pada ajaran moralistik. Berdasarkan penguraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Pertama, apakah pendengar khotbah memahami apa yang disampaikan dalam khotbah kristosentris? Kedua, bagaimanakah respons pendengar, yaitu jemaat GBI Gibeon kota Surabaya terhadap khotbah kristosentris? Dalam menjawab rumusan masalah tersebut, dilakukan penelitian dengan metode wawancara semi-terstruktur. Wawancara yang dilakukan terhadap partisipan bertujuan untuk mengetahui respons pendengar terhadap khotbah sehingga gereja dapat meningkatkan kualitas pelayanan mimbarnya.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan ada dua hal yang dapat disimpulkan. Pertama, empat partisipan yang diwawancarai memahami dengan cukup baik khotbah yang mereka dengar, walaupun tidak semua berita khotbah yang mereka dengar dapat mereka pahami sepenuhnya, dan dari yang mereka pahami itu sebagian besar dapat mereka ingat.
Kedua, adanya kemiripan dan keragaman di antara respons partisipan. Pada umumnya, semua pendengar mengetahui poin-poin yang disampaikan oleh pengkhotbah. Bahkan mereka memiliki ketepatan dalam mengingat tema khotbah dengan cukup baik. Ada partisipan yang memaparkan tentang Gospel connection, yaitu berita tentang Kristus, tetapi tidak semua partisipan mengomentari Gospel connection terkait berita tentang Kristus. Terdapat respons umum partisipan terhadap tiga khotbah, bahwa ketiganya membawa dampak yang signifikan, yaitu partisipan menerima hal-hal yang positif dalam kehidupan mereka secara pribadi.
Aplikasi yang direspons oleh setiap pendengar beragam. Ada partisipan yang tertegur oleh penyampaian khotbah, ada partisipan yang mengingat konteks penderitaan dan dikaitkan dengan kehidupan pribadi, ada juga yang mengalami perubahan pola pikir tentang doktrin yang mereka pahami. Ada partisipan yang memahami ilustrasi-ilustrasi yang disampaikan dalam khotbah. Ada pula partisipan yang mengalami berkat rohani dan penguatan. Pada dasarnya, para partisipan memiliki pemahaman yang cukup mirip dengan tujuan pengkhotbah. Walaupun demikian, ada juga yang mengalami pergeseran pengertian pada wawancara minggu keempat dibandingkan dengan khotbah yang dipahami pada minggu pertama hingga minggu ketiga.