Karakteristik Autentisitas Nabi Menurut Perjanjian Deuteronomis dengan Studi Kasus Kitab Yeremia.
Abstract
Menentukan autentisitas seorang nabi PL tidaklah mudah. Beberapa sarjana PL bahkan cenderung pesimistis dan menyatakan tidak mungkin ada kriteria yang dapat ditemukan untuk menentukan autentisitas seorang nabi. Berbeda dengan pendapat sarjana-sarjana tersebut, penulis berpendapat bahwa karakteristik autentisitas nabi dapat ditemukan. Peneliti berargumen bahwa perjanjian Deuteronomis menyediakan jawaban atas persoalan autentisitas seorang nabi. Perjanjian Deuteronomis menyatakan nabi yang autentik adalah nabi yang memakai Musa sebagai role model dan nabi yang menyuarakan umat setia kepada perjanjian mereka dengan Yahweh. Kesetiaan kepada perjanjian tersebut terwujud dengan ketaatan kepada Taurat. Argumentasi tersebut penulis dapatkan dari penyelidikan terhadap konsep autentisitas nabi menurut perjanjian Deuteronomis yang terdapat dalam kitab Ulangan. Kemudian penulis menjadikan Yeremia sebagai studi kasus nabi yang autentik menurut perjanjian Deuteronomis. Dari penyelidikan tersebut penulis menemukan kontinuitas dan diskontinuitas autentisitas nabi dalam Yeremia dengan perjanjian Deuteronomis. Kontinuitas nampak bahwa Yeremia adalah nabi yang mempunyai banyak kemiripan dengan Musa, serta menyerukan pertobatan dan ketaatan kembali kepada Taurat Deuteronomis. Diskontinuitas yang terjadi nampak ketika Yeremia melampaui autentisitas nabi menurut perjanjian Deuteronomis dilihat dari tiga aspek: menjadi pendoa syafaat (intercessor) melebihi Musa, menubuatkan pemulihan yang mendahului respons pertobatan umat Allah, dan menyebutkan Nebukadnezzar sebagai hamba Yahweh sekalipun sifatnya sementara. Dalam penelitian ini, penulis juga mengajukan karakterisitik nabi autentik yang berlaku bagi seluruh nabi PL dengan mengacu kepada studi kasus kitab Yeremia tersebut.