Analisis terhadap problematika kesungguhan tawaran Injil dalam hubungannya dengan doktrin pilihan
Abstract
Melalui anugerah-Nya yang mulia, Allah telah memilih sejak kekekalan sekelompok orang untuk menikmati keselamatan melalui karya Kristos dan membiarkan sisanya untuk binasa dalam dosa-dosa mereka. Pilihan tersebut Allah nyatakan melalui kesungguhan tawaran Injil, yaitu panggilan pertobatan yang tulus bagi setiap manusia berdosa. Korelasi keduanya menimbulkan masalah: Jika Allah telah memilih hanya sebagian orang untuk diselamatkan, mungkinkah Ia menawarkan pertobatan itu kepada semua orang dan mengharapkan dengan sungguh-sungguh pertobatan mereka? Tidakkah kedua hal int, pilihan Allah atas sebagian orang dan kesungguhan tawaran lnjil-Nya bagi semua orang, kontradiktifl
Dari perspektif doktrin pilihan, para oponen menilai kesungguhan tawaran Injil bersifat problematis dalam hubungannya dengan tiga hal, yaitu: kesempurnaan Allah, kedaulatan Allah, dan kehendak Allah. Inilah yang menjadi fokus penelitian.
Secara umum, metode yang dipakai adalah penelitian kepustakaan (library research). Ini merupakan sebuah penelitian yang memfokuskan pada pengolahan data dari sumber-sumber acuan pustaka yang ada. Sumber-sumber tersebut meliputi sumber-sumber utama dan sumber-sumber pendukung, baik dalam bentuk buku maupun jurnal akademis. Selain itu, pendekatan lain yang dilakukan adalah berupa pendekatan deskriptif dan analitis untuk memaparkan proposisi, mengkaji korelasi dan menemukan implikasi-implikasi dari penelitian ini.
Melalui karya ilmiah int, penulis ingin meneliti apakah kesungguhan tawaran
injil berkontradiksi dengan doktrin pilihan dalam hal kesempumaan, kedaulatan, dan kehendak Allah. Mengenai kesempurnaan Allah, fokus diskusi ialah seputar ketidakberubahan, kemahatahuan, dan kasih Allah. Mengenai kedaulatan Allah, skripsi ini diharapkan menjawab problematika kehendak bebas manusia dan keselamatan bagi semua orang. Sedangkan mengenai kehendak Allah, penelitian ini dimaksudkan untuk menyajikan analisis mendalam tentang dugaan bahwa kehendak Allah bersifat responsif dan reaktit; mungkin berubah, dan mungkin dibatalkan dalam kesungguhan tawaran lnjil. Selain itu, penulis juga ingin meneliti implikasi ajaran ini terhadap soteriologl, eklesiologl, serta misi dan penginjilan.
Berdasarkan analisis dari berbagai sumber, penulis menyimpulkan bahwa kesungguhan tawaran Injil tidak berkontradiksi dengan doktrin pilihan tentang kesempumaan, kedaulatan, dan kehendak Allah. Pertama, dalam hubungannya dengan kesempumaan Allah, kesungguhan tawaran Injil selaras dengan ketidakberubahan Allah, kemahatahuan Allah, dan kasih Allah. Dalam hal ketidakberubahan Allah, ajaran ini tetap mempertahankan immutabilitas Allah, sekalipun mengekspresikan mutabilitas-Nya. Dalam hal kemahatahuan Allah, tawaran lnjil tidak berbenturan dengan kemahatahuan-Nya karena titik berangkatnya bukanlah prapengetahuan Allah, melainkan _anugerah-Nya. Sedangkan, dalam ha)
kasih Allah, ajaran ini tidak kontradiktif karena studi tataran sintaks dan teo[ogis kitab Yunus menunjukkan bahwa Allah tidak pemah berpura-pura menawarkan kasih-Nya. .
Kedua, dalam hubungannya dertgan kedaulatan Allah, kesungguhan tawaran
fnjil memiliki konsep yang Afkitabiah dalam hubungannya dengan kehendak bebas manusia dan keselamatan bagi semua orang. Berkaitan dengan kehendak bebas manusia, ajaran ini tidak mengasumsikan soteriologi Arminianisme karena basis utama kesungguhan tawaran Injil adalah anugerah Allah yang menanti dan menggerakkan pertobatan orang-orang berdosa. Berkaitan dengan keselamatan bagi semua orang, ajaran ini secara mendasar berbeda dari soteriologi Universalisme. Sekalipun tawaran pertobatan bersifut universa hanya mereka yang ditarik oleh Bapa yang dapat datang dan merespons tawaran itu.
Ketiga, dalam hubungannya dengan kehendak Allah, kesungguhan tawaran
Injil tidak menunjukkan bahwa kehendak Allah bersifat responsif dan reaktit; mungkin berubah, dan mungkin dibatafkan. Sebaliknya ajaran ini tetap mendukung doktrin kehendak Allah yang absolut. Diskusi tentang kehendak Allah yang bersifut "dccretivc" dan ''preceptive" menolong untuk melihat bahwa kesungguhan tawaran Injil tidak mengacaukan doktrin kehendak Allah dalam konsepsi teologi yang benar. Scbaliknya, ajaran kesungguhan tawaran Injil diajarkan oleh Afkitab dan memiliki implikasi praktis dalam lingkup soteriolog eklesiolog maupun misi dan penginjilan.
Dalam lingkup soteriolog ajaran ini memberi kontribusi yang penting terhadap konsep anugerah umum dan panggilan eksternaL Dalam lingkup eklesiolog kesungguhan tawaran Injil membawa dampak yang mendasar bagi keseimbangan dan keutuhan pengajaran Alkitab, khususnya dalam konteks the will of God (decretive dan preceptive). Dalam lingkup misi dan penginjilan, kesungguhan tawaran Injil memberi sumbangsih yang luas terhadap konsep misi gereja yang utuh, semangat misi dan penginjilan, serta semangat khotbah.