Sebuah Tinjauan mengenai Konsep Reinkarnasi menurut Ajaran Buddha Berdasarkan Pengajaran Alkitab tentang Kehidupan Setelah Kematian
Abstract
Pertanyaan mengenai kehidupan setelah kematian merupakan pertanyaan yang relevan diajukan oleh manusia Reinkamasi merupakan salah satu jawaban yang coba ditawarkan oleh agama Buddha untuk menjawab pertanyaan mengenai kehidupan setelah kematian. Pengajaran reinkamasi ini mengajarkan bahwa setelah kematian, seseorang akan masuk kembali ke dalam siklus kehidupan yang baru. Berbeda dengan agama Hindu dan agama yang mengajarkan reinkamasi, ajaran Buddha tidak mengenal adanya konsep jiwa. Di dalam reinkamasi ini tidak ada jiwa yang kekal yang berpindah, yang ada adalah kekuatan karma. Reinkamasi merupakan penderitaan yang dialami sebagai akibat adanya keinginan lahir dari kehidupan sebelumnya, yang terangkumkan secara lengkap dalam Patica Sammupada. Cara melepaskan diri dari siklus reinkamasi (Samsara) adalah dengan melepaskan keinginan lahir melalui empat jalan mulia. Dengan cara ini seseorang dapat memasuki Nibbiina yang merupakan tujuan akhir dari kehidupan. Nibbiina sudah dapat dinikmati selagi manusia berada di dunia ini, selain juga oleh seseorang pada saat ia meninggal.
Pengajaran ini banyak mempengaruhi orang-orang Kristen di negara Barat yang sebagian besar adalah orang Kristen. Secara khusus di Indonesia, di mana agama Buddha pernah sangat berjaya, banyak orang Kristen yang memiliki latar belakang kepercayaan dan keluarga yang menganut konsep reinkamasi ini. Tidak jarang umat percaya terombang-ambing imannya karena tidak mengerti perbedaan kedua konsep ini. Belum lagi pengaruh konsep ini cukup gencar mclalui media hiburan, metode terapi past life recall, dan internet. Karenanya umat percaya perlu mengetahaui mengenai perbedaan konsep reinkarnasi ini dengan pengajaran kehidupan setelah kematian.
Berbeda dengan ajaran Buddha mengenai konsep reinkamasi, Alkitab mengajarkan bahwa setelah manusia mengalami kematian, tubuh dan jiwany!l akan terpisah untuk sementara. Tubuh akan rusak dan kembali menjadi debu tanah, sedangkan jiwanya tetap hidup dan kembali kepada Penciptanya. Jiwa orang yang telah meninggal ini akan berada di Masa Antara (Intermediate state). Jiwa ini dalam kondisi sadar dan mengenali diri, bahkan orang-orang yang semasa hidup pernah berinteraksi dengannya. Orang percaya akan mengalami sukacita sedangkan orang tidak percaya akan mengalami penderitaan. Namun masa ini bukan merupakan masa final. Ketika kedatangan Kristus yang keduakalinya, orang percaya akan dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan dan mengalami sukacita kekal di dalam langit dan bumi yang baru. Sedangkan orang tidak percaya akan dibangkitkan dengan tubuh kebangkitannya dan mengalami pcnderitaan selama-lamanya di dalam penghukuman kekal atau neraka.