Hubungan Yesus-Petrus dan Signifikansinya Bagi Integritas dan Akuntabilitas Pemimpin Kristen Masa Kini
Abstract
Setiap pemimpin Kristen sejatinya adalah manusia berdosa yang dipilih dan dipanggil untuk diselamatkan dan mendapat anugerah untuk melayani Tuhan. Transformasi hidup terjadi ketika terjadi peralihan dalam diri seorang pemimpin Kristen yakni dari seorang yang mengandalkan diri sendiri menjadi seorang yang mengandalkan kekuatan dan kuasa Allah dalam menjalani kehidupan.
Namun dalam perjalanan mempertahankan integritas diri sebagai orang yang telah diselamatkan dan mendapat anugerah untuk melayani Tuhan, seorang pemimpin Kristen dapat jatuh dalam menghadapi godaan dan dosa. Hilangnya kebergantungan pada Allah dan tidak adanya dorongan, dukungan dan bahkan koreksi untuk selalu melakukan hal yang benar, membuat seorang pemimpin Kristen dengan mudah mengkompromikan etika moral dan kebenaran demi kepentingan dan kenyamanan diri sendiri.
Petrus merupakan contoh seorang pemimpin Kristen yang integritas dirinya jatuh karena mengandalkan diri sendiri sehingga lupa bergantung kepada Allah dan tidak memiliki orang lain yang menolongnya untuk hidup berintegritas. Namun, dalam kelemahan Petrus tersebut, Yesus datang untuk menolong Petrus sebagai rekan akuntabilitas bagi Petrus. Melalui akuntabilitas Petrus menyadari kelemahannya, mengakui kemahakuasaan Yesus dan berbalik untuk bergantung penuh pada kekuatan dan kuasa Allah, sehingga Petrus tampil sebagai seorang pemimpin yang berintegritas hingga akhir hidupnya.
Para pemimpin Kristen masa kini juga perlu untuk terus bergantung kepada Allah untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang berintegritas. Hal ini sangat diperlukan karena memiliki dan mempertahankan kehidupan yang berintegritas merupakan perjuangan seumur hidup melawan godaan dan dosa yang hanya bisa didapatkan oleh seorang pemimpin Kristen yang memiliki hubungan pribadi yang dekat dengan Tuhan. (Hubungan yang dekat dengan Tuhan bisa didapatkan apabila seorang pemimpin Kristen memiliki disiplin doa yang kuat).
Selain itu, untuk mencapai kehidupan yang beritegritas seorang pemimpin Kristen perlu menjalankan akuntabilitas. Dalam akuntabilitas seorang pemimpin Kristen akan mendapatkan dorongan dan koreksi yang akan menolongnya menjalani hidup dengan konsisten. Akuntabilitas hanya dapat dilakukan apabila seorang pemimpin Kristen memiliki kerendahan hati untuk terbuka dan dikoreksi, karena koreksi akan mendorong seorang pemimpin Kristen untuk selalu berjaga atas godaan dan dosa yang mengancam integritas dirinya.