Studi Terhadap Metode Pengajaran Yesus Melalui Perumpamaan di Dalam Injil Sinoptik dan Aplikasinya di Dalam Pengajaran yang Efektif di Sekolah Minggu
Abstract
Guru merupakan ujung tombak dari sebuah Sekolah Minggu. Sebab itu seorang guru Sekolah Minggu hams memperhatikan dan mempersiapkan diri sebaik mungkin di dalam pengajarannya. Fokus utamanya adalah murid-muridnya, hal-hal apa yang dapat membuat mereka bertumbuh di dalam kerohanian. la hams belajar dan terns belajar untuk memperlengkapi diri di dalam mengajar dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengevaluasi metode pengajaran yang selama ini dipakai, apakah efektif atau tidak bagi murid-muridnya. Jikalau tidak, maka ia hams memperbaikinya dengan belajar metode yang bam dan mengkontekstualisasikan dengan kondisi Sekolah Minggunya. Sebuah metode pengajaran yang efektif di sebuah Sekolah Minggu belum tentu efektif bagi Sekolah Minggu lairmya karena ada banyak faktor yang hams diperhatikan.
Seorang guru Sekolah Minggu dapat belajar dari banyak sumber untuk menambah keefektifan pengajarannya, yang terutama adalah dari Yesus sang Guru Agung. Mempelajari cara Yesus mengajar merupakan hal yang sangat menarik karena pengajaran-Nya sangat bervariasi dan fleksibel. Dari Injil Sinoptik, dapat dipelajari metode-metode yang dipakai Yesus di dalam mengajar, salah satunya adalah melalui perumpamaan. Pemmpamaan mempakan suatu metode pengajaran yang menarik dan banyak dipakai pada zaman itu oleh para rabi, namun ada perbedaan yang kontras antara Yesus dan para rabi. Yesus menggunakan perumpamaan untuk mengajarkan kebenaran- kebenaran bam. la menggunakannya dengan berbagai bentuk pemmpamaan, tidak berpatok pada satu bentuk misalnya dengan bentuk cerita, metafora, atau simile. Pemmpamaan-perumpamaan-Nya kadang singkat hanya beberapa kalimat, kadang panjang dengan bentuk suatu cerita yang utuh. Sebagai storyteller, la dapat menarik perhatian banyak orang dengan pemmpamaan-Nya. Ia menggunakan hal-hal yang biasa terjadi di dalam kehidupan sehari-hari sehingga orang banyak dapat mengerti pemmpamaan-Nya dengan mudah, akan tetapi untuk makna yang lebih dalam yang menjadi inti pengajaran-Nya hams direnungkan dan diterima dengan iman. Bukan hanya orang-orang yang percaya kepada-Nya mengakui-Nya sebagai “gum” tetapi juga para musuh seperti para ahli Taurat, imam-iman dan orang Farisi. Metode yang dipakai Yesus tidak akan pemah ketinggalan zaman bahkan akan tetap signifikan dan relevan bagi zaman ini. Karena itu sudah sepatutnya bagi seorang guru Sekolah Minggu belajar dari- Nya sehingga dapat menjadi guru yang efektif bagi murid-murid Sekolah Minggu.