Studi Naratif Terhadap Konstruk Paralel Kontras Kejadian Pasal 38 dan 39 serta Implikasinya Bagi Integritas Seksual Hamba Tuhan Masa Kini
Abstract
Setiap hamba Tuhan dipanggil dan diutus oleh Tuhan untuk melakukan pekerjaan-Nya di muka bumi, sehingga banyak orang percaya dan mau menjadi pengikut Kristus. Dalam melayani, hidup berintegritas dalam seluruh aspek kehidupan sangatlah penting, termasuk di dalamnya integritas dalam hal seksual. Dengan integritas, maka seorang hamba Tuhan dapat melakukan pelayanan dengan baik dan efektif, sehingga pengikut Kristus adalah hal yang menarik, bukannya memalukan. Namun faktanya, hingga kini masih banyak hamba Tuhan yang mengalami krisis integritas, termasuk dalam hal seksual. Ada begitu banyak hamba Tuhan yang mengalami kejatuhan dalam dosa seksual. Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan, merugikan dan memalukan, baik bagi hamba Tuhan itu sendiri, keluarga, gereja, bahkan Nama Tuhan dan menjadi pengikut Kristus bukan lagi sesuatu yang menarik.
Kisah Yusuf yang berhasil menjaga integritasnya termasuk dalam hal seksual telah menjadikannya patut untuk dijadikan teladan bagi hamba Tuhan di sepanjang masa termasuk masa kini. Dengan melakukan suatu studi naratif terhadap kisah Yehuda yang terdapat di Kejadian pasal 38 yang merupakan konstruk paralel kontras dengan kisah Yusuf di Kejadian 39, akan sangat menolong. Untuk hidup berintegritas dalam seksual memang biikan hal yang mudah, namun juga bukan sesuatu yang mustahil. Yusuf dapat bertahan dalam pencobaan dosa seksual yang berat, dikarenakan ia merespons penyertaan Tuhan dengan sikap takut akan Tuhan. Dalam penyertaan Tuhan, Yusuf mempunyai kekuatan untuk berhasil dalam pencobaan dosa seksual. Sedangkan Yehuda mengalami kegagalan dalam dosa seksual dikarenakan ia tidak meresponi penyertaan Tuhan dengan sikap takut akan Tuhan. Namun, Tuhan yang menyertai akan memeriksa segala kehidupan umat pilihan-Nya akan memberikan kesempatan kepada Yehuda untuk mengalami pertobatan. Akhirnya, kedua tokoh sama-sama dibenarkan di hadapan Tuhan.
Demikian juga halnya dengan setiap hamba Tuhan masa kini yang rindu melakukan tugas pelayanannya dengan baik dan efektif. Tetap berintegritas dalam hal seksual memang bukan hal yang mudah, namun juga bukan hal yang mustahil. Dengan penyertaan Tuhan, ada kekuatan untuk bisa berhasil menghadapi pencobaan dosa seksual. Dan sikap bertobat dari kejatuhan dosa seksual adalah langkah bijaksana, sebagai cerminan sikap takut akan TUHAN. Sehingga pada akhirnya setiap tugas dan tanggung jawab dalam pelayanan yang dilakukan oleh setiap hamba Tuhan dapat berhasil dan menjadi berkat bagi setiap orang yang dilayani. Dan nama Tuhan di muka bumi ini ditinggikan serta banyak orang akan tertarik untuk mengikuti-Nya.