Penderitaan Dipandang dari Kitab Ayub dan Implikasinya Bagi Pengenalan Orang Kristen Akan Allah Dalam Pergumulan Hidup
Abstract
Tidak dapat disangkal bahwa penderitaan memang ada yang disebabkan oleh karena dosa atau kesalahan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Namun ini tidak berarti bahwa semua penderitaan pasti akibat dari dosa. Belajar dari penderitaan yang dialami oleh Ayub, salah seorang tokoh saleh dalam Alkitab, juga lebih jelas lagi menyatakan hal ini. Penderitaannya tidak disebabkan oleh karena dosa tetapi karena makhluk jahat yaitu si Iblis. Selain karena si Iblis, penderitaan itu juga terjadi atas seizin Allah sendiri. Atau dengan kata lain penderitaan sebetulnya berasal dari kedua sumber tersebut yaitu Iblis dan Allah. Namun hal ini tidak berarti bahwa Allah juga turut merancangkan hal-hal yang jahat kepada umat manusia. Dalam kitab Ayub jelas dinyatakan bahwa sebetulnya ide dan pikiran untuk memberikan penderitaan itu berasal dari si Iblis, bukan Allah. Hanya sebatas Allah berkenan dan seizin-Nya saja, maka penderitaan itu dapat terjadi. Karena itu, penderitaan manusia tetap ada di bawah kontrol atau kendali Allah. Pertanyaannya, mengapa Allah mau mengizinkan penderitaan itu? Jawabannya tetap adalah sebuah misted. Dalam kitab Ayub, Allah juga sama sekali tidak memberikan alasan atas penderitaan itu. Satu-satunya hal yang diketahui adalah Allah memiliki hikmat atas izin penderitaan tersebut. Dengan hikmat-Nya itulah, maka manusia tidak akan mampu menyelami rancangan pikiran-Nya yang sungguh sempurna di balik penderitaan itu. Namun jika dilihat dari hasil akhir yang diperoleh Ayub dalam penderitaannya, maka penderitaan itu memiliki tujuan yang sangat bemilai karena memberikan hasil yang sempurna sesuai dengan hikmat Allah sendiri. Ayub semakin mengenal lebih dalam siapa sesungguhnya Allah yang dipercayainya selama ini justru melalui penderitaannya. Jadi dengan demikian, sama dengan Ayub, penderitaan orang- orang percaya juga sudah tentu memiliki tujuan dan rancangan dari hikmat Allah sendiri yaitu supaya umat-Nya dapat semakin lebih dalam mengenal-Nya secara pribadi.
Dengan mengetahui bahwa berdasarkan hikmat dan tujuan Allah yang ada di dalam penderitaan Ayub, maka penderitaan orang-orang percaya juga bukan dirancangkan atau diizinkan Allah untuk sesuatu yang buruk, melainkan untuk mendatangkan suatu maksud yang sempurna dari Allah itu sendiri. Karena itu, meskipun pada awalnya penderitaan dirancangkan Iblis untuk menghancurkan kehidupan orang- orang percaya, namun karena Allah yang mengontrol batas kekuasaan Iblis, maka rancangan Iblis tersebut diubah Allah untuk mendatangkan kebaikan bagi kehidupan anak-anak-Nya. Jadi dalam menghadapi pergumulan atau penderitaan hidupnya, orang Kristen sudah seharusnya memiliki sikap yang benar sehingga segala rancangan Allah yang sempurna dapat terjadi dalam kehidupan anak-anak-Nya.