Depresi Pada Pelayanan Elia dan Pemulihannya
Abstract
Depresi adalah gangguan pada tubuh, mental dan emosi, atau pada spiritualitas individu. Ada suatu anggapan yang salah bahwa seorang hamba Tuhan tidak mungkin mengalami gangguan depresi. Anggapan ini muncul karena hamba Tuhan dianggap memiliki iman yang selalu kuat, dan Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya jatuh ke dalam suatu permasalahan tanpa ada jalan keluar. Mrlalui penelitian ini penulis mencoba untuk melihat apakah Elia sebagai seorang hamba Tuhan yang memiliki iman besar, dan pernah mengalami hal-hal yang ajaib yang Allah lakukan dalam hidupnya, dapat mengalami gangguan depresi? Hal-hal apakah yang menjadi penyebab depresi Elia? Bagaimana Allah memulihkan gangguan depresi Elia? Studi literatur yang dilakukan dalam penulisan ini menunjukkan bahwa Elia mengalami gangguan depresi. Gangguan depresi yang dialami Elia disebabkan oleh pola pikir Elia yang negatif. Elia berpikir secara tidak realitis, tidak logis,dan cenderung pesimis. Pola pikir yang negatif inilah yang membuat Elia ketakutan dan khawatir terhadap hal-hal yang tidak seharusnya ditakutkan dan dikhawatirkan. Allah mengasihi dan peduli kepada Elia. Allah memulihkan Elia dari depresinya dengan cara memulihkan keadaan fisik Elia dan mengubah pola pikirnya. Allah memulihkan kepercayaan kepada Allah, kepada dirinya sendiri, dan kepada orang lain. Melalui ketiga hal ini Elia belajar untuk melihat dari perspektif Allah. Elia sadar bahwa rencana Allah untuk membawa Israel kembali kepada-Nya tidak gagal, dan ia kembali melayani dengan semangat. Kelebihan dari penelitian ini adalah, pertama, penelitian ini tidak hanya berdasarkan ilmu psikologi, tetapi juga berdasarkan apa yang Alkitab nyatakan. Kedua, ada kesesuaian antara ilmu psikologi dan apa yang Alkitab katakan. Keterbatasan dari penelitian ini adalah, pertama, penelitian ini hanya memaparkan salah satu sisi depresi, yaitu depresi yang dihadapi oleh Elia. Kedua, Alkitab tidak memberikan data yang lengkap tentang depresi Elia dan pemulihannya. Berdasarkan penelitian ini penulis menyarankan agar, pertama, hamba-hamba Tuhan selalu sadar bahwa Allah adalah Tuhan atas pelayanan kita, Ia adalah Allah yang berkuasa, dan tidak ada rencana-Nya yang gagal. Kedua, hamba-hamba Tuhan harus menyadari bahwa kita adalah seorang hamba yang harus bekerja sesuai peran yang Allah tentukan, tanpa ingin melihat hasil pelayanan kita. Ketiga, di dalam melayani Allah kita butuh, dan harus bekerja sama dengan orang lain.