Pergumulan Kehidupan Pengkhotbah Dalam Membangun Integritas Diri
Abstract
Seorang pengkhotbah merupakan figur integritas yang memiliki karakteristik sesuai dengan kehendak Tuhan dan harapan jemaat. Sebagai figur integritas, ia telah menjadi simbol iman Kristen dan harus memperlihatkan kehidupan yang berintegritas. Makna integritas yang dimilikinya adalah keselarasan, keutuhan, dan kesatuan yang tidak terpisahkan antara perkataan dan perbuatannya berdasarkan standar Allah. Ia berbicara melalui khotbahnya didasarkan prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan, sedangkan perbuatan yang dilakukannya didasarkan pada apa yang diucapkannya. Seorang pengkhotbah yang berintegritas harus setia kepada prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan dengan sempurna. Hal ini seperti yang diucapkan oleh Yesus, "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna" (Mat. 5:48). Artinya pengkhotbah yang melakukan firman Tuhan akan menghasilkan integritas yang sempurna. Namun kenyataannya tidaklah mudah untuk mencapai integritas yang sempurna tersebut, karena seorang pengkhotbah menyadari bahwa ia adalah manusia biasa yang terus berusaha dan berjuang untuk mencapai kesempurnaan standar Allah tersebut melalui hidup yang berintegritas. Ia mengalami pergumulan antara mempertahankan dan melepaskan integritas dirinya, antara mengikuti keinginannya yang berdosa dan mengikuti keinginan standar Allah. Hal ini merupakan dilema seorang pengkhotbah yang mau membangun integritas dirinya. Ia mengalami pergumulan yang cukup sulit yang menantang keteguhan integritasnya. Ia menghadapi dua pergumulan yang dapat menjadi hambatan dalam membangun integritas dirinya. Pertama, seorang pengkhotbah akan berhadapan dengan hambatan yang berasal dari dosa. Dosa dalam diri pengkhotbah akan terus menerus bekerja untuk menjatuhkan dan menghambat pertumbuhan integritas dirinya. Kedua, seorang pengkhotbah juga akan berhadapan dengan hambatan yang berkaitan dengan godaan. Godaan menjadi pelengkap dengan dosa untuk bekerja sama menjatuhkan integritas pengkhotbah. Kedua hal ini akan selalu menyerang integritas pengkhotbah dengan berbagai cara dan kekuatan hingga pengkhotbah jatuh dalam dosa. Seorang pengkhotbah yang sedang bergumul dalam membangun integritas dirinya tidak akan sampai jatuh dalam dosa apabila ia menjalankan prinsip-prinsip pengenalan dan penerapan. Prinsip pengenalan dan penerapan perlu diketahui pengkhotbah agar pengkhotbah memenangkan pergumulannya melawan dosa dan godaan. Prinsip-prinsip tersebut merupakan dasar bagaimana seorang pengkhotbah membangun integritas dirinya melalui disiplin, konsistensi, dan komitmen.