Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Seks Anak Dalam Konteks Indonesia
Abstract
Seks! Hal-hal yang berbau sekskual makin marak di dunia ini. Berbagai sarana, media, dan fasilitas telah sarat dengan pesan-pesan seksual. Inilah situasi yang beredar pada zaman sekarang. Sebuah dunia yang rawan. Tidak ada orang yang dapat lolos dari pesan-pesan yang mengandung muatan seksual. Pesan-pesan seksual telah merebak dan siap menggoyahkan orang-orang yang belum mempunyai prinsip yang teguh. Dalam hal ini, anak-anak muda dan anak-anak kecil yang sedang berkembang menuju kedewasaan menjadi terancam. Anak-anak sebagai makhluk seksual membutuhkan informasi yang benar tentang seksulitas. Mereka butuh orang-orang yang tepat untuk memberi bimbingan di dalam bidang ini. Bagaimanakah sikap orang tua? Orang tua, pihak yang dominan dan berpengaruh bagi anak-anak, adalah orang -orang yang tepat untuk memberikan semua jenis pendidikan bagi perkembangan anak-anaknya. Inilah peran orang tua, yaitu sebagai pendidik utama bagi kehidupan anak-anak. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mendidik anak-anak mereka. Pendidikan dan pengarahan yang diberikan orang tua tidak terbatas pada suatu bidang tertentu, melainkan semua bidang kehidupan dari perkembangan anak, termasuk juga seksualitas. Seksualitas merupakan suatu bidang yang perlu diajarkan oleh orang tua kepada anak-anak. Bagaimana orang tua melakukan hal ini? Orang tua dapat memberikan pendidikan seksual secara tidak langsung kepada anak berusia 0-2 tahun melalui sikap dan perilaku yang mereka terapkan pada anak-anak. Semua yang orang tua berikan kepada anak akan membantu anak untuk menjadi pribadi yang utuh dan memiliki persepsi yang sehat terhadap pertumbuhan tubuhnya. Anak-anak yang berada dalam usia 3-5 tahun akan dipenuhi rasa ingin tahu yang besar. Orang tua dapat menggunakan hal ini untuk memberikan pendidikan seks kepada anak secara alami dan sehat melalui segala jawaban yang diberikan oleh orang tua atas pertanyaan-pertanyaan anak. Sedangkan anak-anak berusia 6-8 tahun sudah dapat diberikan pendidikan seks secara lebih luas seperti fungsi organ-organ tubuh melalui gambar atau buku,ataupun juga mengenai hubungan seksualitas yang benar, sehat, kudus, serta berkenan di hadapan Tuhan. Pendidikan seks anak yang dilakukan sejak dini dan berkesinambungan adalah suatu hal yang penting bagi kehidupan anak. Hal ini akan menjadi suatu bekal yang berharga bagi anak-anak di dalam mengarungi kehidupan mereka. Konsep "tabu" dan "saru" yang dianut oleh kebanyakan orang di Indonesia tidak boleh memadamkan pendidikan seksual. Orang tua harus menyingkirkan pandangan-pandangan yang keliru dan menyadari akan pentingnya pendidikan seks kepada anak. Buku-buku dan para ahli dapat memberikan bantuan kepada orang tua tanpa boleh mengabaikan peran yang utama dan tanggung jawab dari orang tua sendiri.