Perbandingan Konsep Keselamatan Orang Jawa : Golongan Abangan dan Kebatinan Dengan Kekristenan Serta Implikasinya Dalam Penginjilan
Abstract
Abangan dan kebatinan merupakan dua kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar orang Jawa. Sama seperti di dalam kekristenan, Abangan dan Kebatinan juga mempunyai konsep tentang manusia, konsep tentang Alllah dan konsep tentang keselamatan. Tetapi bedanya, konsep keselamatan mereka bersifat antroposentris, yaitu dilakukan dengan pusatnya pada manusia, objeknya adalah manusia, diusahakan untuk dan oleh manusia. Jadi untuk mendapatkan keselamatan, mereka melakukan usaha-usaha yang dianggap dapat membawa mereka kepada keselamtan, seperti: selamatan, ruwatan, bertapa, semedi, dan lain-lain. Mereka percaya dengan menjalankan usaha-usaha itu mereka akan mendapatkan kelepasan dari kuasa-kuasa yang membelenggunya yang membuat ia tidak dapat memperoleh keselamatan atau bersatu dengan Tuhan. Sementara itu dalam kekristenan, keselamatannya bersifat teosentris, yaitu berpusat pada Allah, dilakukan oleh Allah, dengan objeknya manusia. Jadi manusia tidak perlu bersusah payah dengan usahanya sendiri untuk mendapatkan keselamatan itu, Allah telah menyediakan keselamatan itu bagi manusia. Keselamatan telah dianugerahkan oleh Allah secara cuma-cuma bagi manusia. Dengan melihat perbedaan khusunya pandangan tentang keselamatan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hal yang sangat dibutuhkan oleh Abangan dan Kebatinan yang telah dipunyai oleh kekristenan, yaitu keselamatan kekal. Sebagai umat yang sudah ditebus dan telah merasakan kasih dan pengampunan Allah, kita berkewajiban untuk membagikan berita baik itu kepada mereka yang membutuhkan keselamatan.