Doktrin Keimaman Semua Orang Percaya dari Sudut Pandang Ekklesiologi
Abstract
Di era Reformasi Martin Luther dan Yohanes Calvin telah mengupayakan pendekatan soteriologi terhadap doktrin keimaman semua orang percaya yang menekankan kesamaan status dalam hal keselamatan. Akan tetapi mereka tidak berhasil menghapus perbedaan antara pejabat gereja dan anggota gereja. Akibatnya anggota gereja menjadi pasif dalam pelayanan dan tetap berada dalam posisi yang lebih lemah daripada pendeta, meskipun mereka sama-sama berada dalam satu tubuh Kristus. Pada hari ini permasalahan yang dihadapi gereja tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh gereja pada zaman reformasi. Orang awam hanya boleh berpartisipasi secara terbatas dalam pelayanan-pelayanan di gereja. Karena itu terjadi pula perbedaan posisi antara rohaniwan dan jemaat awam. Oleh sebab itu dalam tulisan ini penelitian akan difokuskan pada doktrin keimaman semua orang percaya dengan pendekatan ekklesiologis. Melalui pendekatan ini akan diteliti apakah kesenjangan peranan antara pendeta dan anggota gereja dapat diatasi sehingga upaya para Reformator pada waktu lampau dapat direalisasikan di zaman sekarang. Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah metode studi literatur yang berupa kajian dan analisa-kritis terhadap buku-buku literatur dan jurnal-jurnal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan ekklesiologis terhadap doktrin keimaman semua orang percaya yang menekankan kesetaraan orang percya dalah hal pelayanan dapat menjembatani jurang pemisah antara pendeta dan kaum awam. Sebab sudut pandang ekklesiologis terfokus pada aspek-aspek yang melibatkan semua orang di dalam tubuh Kristus. Penerapan aspek-aspek kharisma, koinonia dan diakonia untuk gereja masa kini dapat diwujudkan melalui kelompok kecil. pemuridan, latihan dan penempatan pelayanan yang sesuai dengan karunia rohani. Jika semua itu diterapkan secara konsekuen, maka aspek persekutuan dan partisipasi pelayanan kaum awam yang telah menjadi "barang" langka di banyak gereja, dapat berkembang kembali sehingga gereja dapat semakin maju dan berkembang karena melaksanakan tugas-tugas yang diamanatkan Tuhan Yesus kepadanya.