Konsep Sorga menurut Alkitab
Abstract
Akhir-akhir ini ajaran tentang sorga banyak merambah kehidupan orang Kristen. Para pemimpin gereja, juga tak ketinggalan kaum awam, ramai-ramai memberitakan atau menyaksikan pengalaman peijalanan mereka ke sorga. Majalah rohani, buku-buku dan kaset-kaset dipilih sebagai media terbaik untuk "menyuarakan" kesaksian pengalaman subyektif mereka. Ayat-ayat Alkitab pun dikutip untuk melegitimasi kesaksian mereka tentang sorga. Walaupun demikian, tidak sedikit kesaksian dan ajaran. mereka tentang sorga yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang sorga.--<br>Tujuan penelitian ini yaitu untuk menemukan pandangan Alkitab tentang sorga; guna memperlengkapi orang percaya dengan konsep sorga yang benar sehingga tidak mudah diombang-ambingkan dengan doktrin sorga yang tidak alkitabiah. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, maka penulis mamakai metode eksegesis untuk meneliti ayat-ayat dalam PL dan PB tentang sorga. Selanjutnya, dengan sikap yang kritis dan analitis, tulisan-tulisan dari para teolog Kristen yang membahas tentang sorga, dipakai sebagai pembanding untuk mempertajam kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini.--<br>Sebelum masuk kepada pandangan Alkitab tentang sorga, penulis mengawalinya dengan memaparkan pandangan agama-agama non-Kristen tentang sorga. Maksudnya agar para pembaca dapat membandingkannya dengan konsep Alkitab. Selanjutnya, juga dipaparkan pandangan-pandangan tentang sorga yang terdapat dalam tradisi Kristen sejak abad bapa-bapa gereja hingga abad modem. Maksudnya, supaya pembaca dapat mengetahui pandangan-pandangan tersebut, sekaligus membandingkan nya dengan pandangan sorga menumt Alkitab.--<br>Dari penelitian ini ditemukan bahwa pertama, temyata konsep sorga yang ada dalam agama-agama non-Kristen, dalam beberapa hal mirip dengan yang ada dalam agama Kristen. Misalnya, sorga mempakan suatu suasana atau tempat yang sifatnya sangat menyenangkan dan membahagiakan bagi mereka yang beriman dan taat pada ajaran-ajaran dalam agama. Kedua, pengajaran tentang sorga yang ada dalam sepanjang rentangan sejarah kekristenan, tidak sedikit yang lahir dari konteks jemaat setiap zaman, dan pengalaman subyektif pribadi pengajar atau pemimpin gereja tentang sorga. Bukan sepenuhnya lahir dari atau sesuai dengan kebenaran Alkitab. Banyak gambaran tentang sorga yang diajarkan melebihi pengajaran Alkitab; yang semuanya itu hanya demi memenuhi "tuntutan" keadaan zamannya.--<br>Ketiga, Alkitab sendiri tidak banyak berbicara tentang keadaan sorga dan kehidupan manusia di sorga secara mendetail dan jelas. Namun, dari ayat-ayat yang tersebar dalam PL dan PB menjelaskan bahwa sorga sebagai suatu tempat dan keadaan. Sorga adalah tempat kediaman Allah Tritunggal, malaikat dan orang percaya. Sorga juga merupakan suatu keadaan yang penuh damai sejahtera yang dapat dinikmati oleh orang percaya sekarang di dunia. Kerajaan sorga itu telah hadir ke dunia seiring kedatangan Kristus di dunia dan kuasanya yang melahirbamkan orang berdosa menjadi warga Kerajaan Allah. Karena itu ketika seseorang dilahirbarukan oleh Roh Kudus, ia langsung dapat menikmati keindahan dan damai sejahtera sorgawi. Kelak, dia akan menikmati keindahan dan kebahagiaan sorgawi tersebut, secara sempuma tatkala bersekutu dengan Bapa di sorga. Jadi sorga itu juga berdimensi akan datang.--<br>Keempat, di sorga yang penuh dengan kebahagiaan dan damai sejahtera sempuma itu, orang percaya akan bertubuh bam, bukan terdiri dari darah dan daging. Tubuh bam tersebut bukan tanpa wujud dan tidak dapat dikenal. Tubuh bam itu akan seperti tubuh kemuliaan Tuhan Yesus. Oleh karena itu dapat disentuh, bukan seperti tubuh yang tipis, ringan, dan tembus pandang. Tubuh bam bersifat rohani, tidak binasa, kuat, dan penuh kemuliaan. Walaupun dengan tubuh bam, orang percaya dapat saling mengenal. Karena di sorga, identitas setiap orang percaya tidak akan lenyap. Itu sebabnya akan terjadi reuni besar-besaran di sorga.