Sumbangsih Arkeologi Terhadap Kitab Raja-Raja
Abstract
Berkembangnya rasionalisme dan deisme telah menimbulkan kritik-kritik yang ditujukan pada Alkitab. Alkitab dianggap tulisan yang tidak memiliki nilai ilmiah. Oleh sebab itu, para ahli apologetik mencoba membela kebenaran Alkitab dengan mengangkat bukti-bukti yang ditemukan dari arkeologi. Arkeologi menjadi salah satu sarana yang penting untuk tujuan apologetik.
Para sarjana kemudian mengeluarkan pernyataan-pernyataan bahwa arkeologi telah mengesahkan kebenaran Alkitab. Pernyataan ini tentulah terlalu tinggi seolah-olah menempatkan arkeologi sebagai alat acuan untuk memberikan nilai pada kebenaran Alkitab. Memang tidak dapat disangkal bahwa arkeologi telah memberikan sumbangsih yang penting untuk studi Alkitab tetapi arkeologi tetap bukan merupakan acuan tertinggi untuk menilai kebenaran Alkitab.
Arkeologi tidak dapat dijadikan acuan untuk menilai Alkitab karena arkeologi memiliki kelemahan-kelemahan dan arkeologi bukanlah ilmu yang baku tetapi senantiasa terus berkembang. Sedangkan Alkitab di-inspirasikan oleh Allah kepada penulis-penulis pada masa tertentu sehingga melalui tulisan-tulisan tersebut pernyataan Allah disingkapkan kepada manusia. Oleh sebab itu, Alkitab memiliki otoritas tertinggi melebihi validasi yang dapat diberikan oleh arkeologi.
Dengan mengetahui kelemahan arkeologi maka kita tidak akan menempatkannya lebih tinggi dari Alkitab dan kita juga tidak dapat mengabaikannya karena sumbangsih yang telah diberikan. Arkeologi telah menolong pembaca lebih mengerti teks dalam Alkitab, menolong penerjemahan ayat-ayat Alkitab serta memberikan informasi tambahan atas peristiwa yang tidak dicatat secara terperinci oleh penulis kitab. Penemuan-penemuan yang ada juga telah membungkam para kritikus Alkitab yang meragukan sejarah Alkitab.
Dengan demikian kita perlu bersyukur untuk Alkitab yang kita miliki karena memiliki nilai spiritual dan juga nilai sejarah yang dapat terlihat secara nyata melalui materi-materi yang telah ditemukan dari arkeologi.