Studi Perbandingan Konsep Kasih Buddha Tzu Chi dan Kristen
Abstract
Buddha Tzu Chi yang didirikan oleh Master Cheng Yen merupakan salah satu organisasi Buddha yang begitu kuat di dalam pengajaran dan praktik kasih. Semboyan yang mereka miliki adalah "Setiap detik berjuang untuk kebajikan." Semboyan ini terwujud dengan nyata dalam setiap tindakan dan semangat yang mereka kerjakan di dalam memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan. Sedangkan di pihak lain, agama Kristen sangat menekankan pengajaran kasih. Namun tidak sedikit ada pertanyaan-pertanyaan yang menyatakan bahwa orang Kristen kurang di dalam mempraktikkan kasih di dalam kehidupannya. Lalu dengan demikian apa bedanya konsep kasih antara Buddha Tzu Chi dan Kristen, kenapa kasih Buddha Tzu Chi lebih dapat dirasakan daripada kasihnya orang Kristen. Penelitian ini difokuskan kepada sebuah studi perbandingan mengenai konsep kasih Buddha Tzu Chi dan Kristen. Pengajaran kasih Buddha Tzu Chi menyatakan bahwa sumber kasih berasal dari diri manusia sebagai pribadi Bodhisatwa. Tujuan kasihnya adalah untuk keluar dari penderitaan dan memperoleh kehidupan yang bahagia. Dalam praktik kasihnya, Buddha Tzu Chi sangat menekankan bahwa kasih itu harus dipraktikkan dan bukan sekadar teori saja. Di bawah terang prinsip-prinsip dan pengajaran Alkitab mengenai konsep kasih Kristen, ditemukan dalam penelitian ini bahwa ada banyak perbedaan konsep kasih antara kedua agama ini. Pertama, sumber kasih Buddha Tzu Chi berasal dari diri manusia, sedangkan menurut kekristenan, kasih yang dimiliki oleh manusia pada umumnya adalah anugerah umum, tetapi jelas kasih itu bukan berasal dari diri manusia sendiri tetapi berasal dari kasih Allah yang agape. Kedua, dari tujuan kasih. Kasih Buddha Tzu Chi sekadat untuk meraih kebahagiaan, sedangkan dalam kekristenan hal itu merupakan respon dari kebaikan yang telah diterima dari Allah. Ketiga, praktik kasih. Kedua agama ini sama-sama menekankan praktik kasih yang nyata, namun perbedaannya adalah terletak pada standar. Buddha Tzu Chi mengatakan sebaik-baiknya dan kekristenan mengatakan harus serupa dengan apa yang dilakukan oleh Kristus.