Peran Pemimpin Kelompok Kecil dalam Membangun Persahabatan dalam Kelompok Kecil
Abstract
Persahabatan adalah harta yang berharga dalam kehidupan manusia. Hampir setiap orang memiliki ratusan teman, namun hanya sedikit yang disebut sahabat. Persahabatan sejati dan sehat merupakan suatu hal yang langka ditemukan saat ini. Kemajuan jaman dan teknologi membuat persaingan semakin ketat, hidup semakin susah, orang-orang cenderung lebih bersifat individualistis dan mementingkan diri sendiri. Itu sebabnya muncul slogan-slogan hidup seperti: EGP atau emang gue pikirin, atau elo-elo gua-gua, atau ini hidup, hidup gue, duit juga duit gue, mau diapain ya terserah gue. Dan segudang sikap mementingkan diri sendiri yang memupus nilai-nilai persahabatan yang sehat. Di tengah perkembangan jaman dan sikap individualistis ini, kelompok kecil pemuridan hadir sebagai wadah pembinaan dan penanaman nilai-nilai persahabatan bagi orang-orang percaya baru. Kelompok kecil juga menjadi motor dalam pertumbuhan gereja. Namun, kelompok kecil yang bermanfaat besar ini sering kali gagal atau bubar di tengah jalan. Adapun faktor-faktor mengapa kelompok kecil gagal atau berhenti di tengah jalan adalah sebagai berikut: pertama, anggota kelompok merasa kelompoknya tidak dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan dirinya secara pribadi. Kedua, faktor ketidakterbukaan dalam kelompok. Ketidakterbukaan menghasilkan sebuah rasa ketidaknyamanan dan ketidakbebasan untuk menyatakan diri secara utuh dan mengenal diri sendiri. Faktor ketiga adalah tidak adanya hubungan mendalam dan kuat di antara pribadi-pribadi yang terlibat di dalam kelompok kecil. Di tengah realitas yang rumit demikian, sebenarnya masih ada setitik harapan dalam rangka memperjuangkan kelompok kecil sebagai wadah dalam pemuridan dan persahabatan. Perubahan harus dimulai dari pemimpin kelompok kecil yang telah dipanggil secara khusus oleh Allah untuk melayani dalam kelompok-kelompok kecil di mana pun mereka berada. Peran seorang pemimpin dan sahabat di tengah komunitas pemuridan telah diperankan oleh Tuhan Yesus di dalam Yohanes 15:12-17. Di dalamnya terdapat tiga teladan penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin kelompok kecil yaitu kasih, keintiman, dan inisiatif.