Pengembangan Pelayanan Gereja Kristus Yesus Jemaat Jakarta terhadap Kaum Miskin
Abstract
Membicarakan tentang pelayanan terhadap kaum miskin terdengar baik dan noble, seolah-olah membuat gereja dan orang Kristen naik derajat menjadi penuh kasih, dan telah menjadi pelaku firman Kristus. Tetapi kenyataannya tidak begitu mudah dalam menerapkannya, karena konsep pemahaman landasan pelayanan tersebut masih banyak tersaturasi antara firman Tuhan dengan pengertian serta terjemahan masing-masing pimpinan gereja sendiri. Banyak pemimpin gereja dan bahkan hamba-hamba Tuhan melihat suatu fakta bahwa kemiskinan di sekitar kita sudah sangat memprihatinkan dan dalam tahapan yang sebenarnya mempermalukan Allah, karena kemiskinan membuat konsep penciptaan yang serupa dan segambar dengan Allah menjadi sesuatu yang memalukan Allah. Alkitab mulai dari Perjanjian Lama sejak zaman penciptaan manusia hingga kedatangan Tuhan Yesus di Perjanjian Baru memuat hati, pikiran dan perintah Tuhan dengan jelas, bahwa Allah ingin keadilan dan kebenaran Allah hadir di tengah-tengah umat manusia, hendaknya semua pengikut Kristus menjadi pelaku kasih dengan mengasihi sesama manusia. Sesama manusia disini bukan hanya orang-orang yang kita kenal dan satu iman dengan kita, tetapi sesama manusia termasuk musuh kita dan orang-orang yang bahkan tidak satu iman dengan kita. Sayangnya, gereja dan para pemimpinnya rupanya masih memilah-milah dengan dasar pemikiran mereka sendiri-sendiri dalam melaksanakan amanat Tuhan tersebut yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Amanat Agung Kristus kepada setiap orang percaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa gereja perlu dengan serius secara konsisten mengajarkan firman Tuhan secara benar dalam mengerti dan menangkap perintah Allah secara holistik dan menyeluruh serta tidak parsial, khususnya berkaitan dengan pelayanan terhadap kaum miskin. Gereja perlu memiliki suatu program yang terintegrasi di dalam, bukan hanya mementingkan pelayanan ibadah atau pelayanan misi saja, tetapi mempergunakan seluruh kemampuan yang Tuhan titipkan kepada gereja-Nya termasuk sumber daya manusianya untuk mengabarkan Injil, membina jemaat, tetapi juga mengentaskan kemiskinan dengan berdasarkan firman Allah dalam Alkitab. Bukan hanya bicara iman, tetapi tanpa perbuatan, tetapi dengan perbuatan sambil menyatakan iman Kristen. Semuanya harus berjalan secara paralel dan bersamaan dengan pembagian alokasi dana dan tenaga serta pikiran yang berimbang.