• Login
    View Item 
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • S.Th.
    • View Item
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • S.Th.
    • View Item

    Konsep Penyangkalan Diri Dalam Injil Matius dan Relevansinya Terhadap Asketisme Kristen

    Thumbnail
    Date
    2011
    Author
    Yusuf, Tatang Mulyadi
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman sekarang membawa dampak pada semakin merosotnya moral dan etika masyarakat serta menimbulkan kekeringan dan kemiskinan rohani. Masyarakat dicengkeram paham-paham materialisme, konsumerisme, hedonisme dan lain sebagainya yang sebenamya bersumber dari egosentrisme. Manusia menyadari bahwa kebanyakan masalah lahir karena diri mereka sendiri, oleh karena itu lahirlah praktik-praktik yang berhubungan dengan penguasaan atau pengendalian diri. Dalam sejarah kekristenan dapat ditemukan bentuk-bentuk praktik spiritualitas yang meneoba untuk menjawab permasalahan zaman. Salah satunya adalah asketisme yang diadopsi untuk mempersiapkan orang-orang percaya menghadapi kesulitan- kesulitan, seperti penindasan, hedonisme, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan egosentrisme. Asketisme diharapkan menghasilkan sosok-sosok orang percaya yang tangguh dan menjadi solusi bagi permasalahan di zamannya. Meskipun terjadi distorsi dan perbedaan pemaknaan, inti dari praktik ini adalah membantu orang-orang percaya untuk melatih diri dalam menghadapi tantangan kehidupan. Asketisme mengakar di atas dasar penyangkalan diri. Yesus Kristus memanggil semua pengikut-pengikut-Nya untuk menjalani kehidupan menyangkal diri. Dengan penyangkalan diri, seseorang dimampukan untuk menjadi murid sejati; murid yang meneladani kehidupan gurunya. Kristus merupakan sosok yang sempuma dan orang- orang percaya dipanggil untuk meneladani kehidupan-Nya. Menjadi seperti Kristus merupakan titik final dari kehidupan orang percaya dan untuk mencapainya diperlukan proses dan kerja keras. Asketisme merupakan bentuk usaha melatih diri agar kehidupan praktisinya sesuai dengan kehendak Allah; hidup bagi Allah dan sesama. Asketisme tidak “menghindari” dunia tetapi hadir dan menyatakan karya Kristus di dalam dunia. Asketisme membangun disiplin rohani dan memfokuskan hidup disiplin itu dalam masyarakat agar terang Kristus nyata di dalam dunia dan orang-orang dapat melihat terang itu melalui karakter Kristus yang ada di dalam orang-orang percaya.
    URI
    http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1128
    Collections
    • S.Th.

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT