Suatu Penelitian terhadap Kebutuhan Penderita Terminal Illnes
Abstract
Sehat dan sakit telah menjadi bagian kehidupan setiap orang baik orang beriman maupun tidak. Sakit penyakit yang terjadi dalam diri manusia, khususnya yang dikategorikan terminal illness, saat ini bahkan teknologi kedokteran yang paling mutakhir belum sanggup mengobatinya secara tuntas. Kondisi tersebut menimbulkan banyak problem bagi penderita yang mengalami terminal illness yang disebabkan sakit penyakitnya. Banyak dokter, pelayan medis dan pelayan pastoral rumah sakit dalam pelayanan mereka kepada orang sakit melihat pentingnya perhatian pada aspek spiritual dalam dukungan doa dan perhatian kasih telah memberi kontribusi yang positif bagi kesembuhan dan kesehatan penderita. Alkitab mencatat perhatian Allah kepada orang sakit lewat pelayanan Tuhan Yesus dan pengikut-Nya telah memperbaiki hidup umat. Maka, pertanyaan utama dalam tulisan ini adalah: Apa kebutuhan hakiki penderita terminal illness denga tiga pertanyaan penunjang penelitian: Pertama, bagaimana pandangan hidup dan penderita menilai dirinya sendiri; Kedua, bagaimana perasaan penderita ketika pertama kali mendengar dirinya didiagnosis menderita terminal illness; Ketiga, bagaimana kehidupan aspek spiritual sebelum dan sesudah sakit. Penemuan dari pertanyaan tersebut itulah yang dipaparkan dan dibahas. Hasil penemuan dari penelitian menunjukkan bahwa pandangan hidup dan penilaian diri responden sederhana dalam arti telah merasa puas bila dapat bekerja dan menghidupi keluarganya. Ketika responden pertama kali mendengar dirinya didiagnosis menderita terminal illness ia membayangkan "saya akan mati," kemudian timbul perasaan takut. Ada yang takut karena memikirkan masalah dana pengobatan, ada juga yang takut karena masalah pekerjaan, keluarga yang ditinggalkan dan juga masalah keselamatan. Mengenai kehidupan aspek spiritual responden sebelum sakit sebagian telah berjalan baik dan sebagian lagi mengaku tidak. Namun, setelah sakit semua responden mengatakan spiritualitasnya terkoreksi menjadi lebih baik termasuk yang sebelumnya tidak memperhatikan spiritualitas. Responden yang mendapatkan kesembuhan mengaku bahwa spiritualitas di dalam Tuhan menolongnya melewati masa-masa sulit pemulihan pasca operasi. Responden yang tidak mengalami kesembuhan fisik berkeyakinan bahwa Tuhan tidak meninggalkannya dan menghibur lewat dukungan doa dan perhatian hamba Tuhan. Pengakuan responden bahwa Tuhan mengujinya dengan sakit penyakit sekaligus Tuhan juga penolongnya pada saat menderita sakit.