Tinjauan Terhadap Konsep "Human Potential" Dalam Buku-Buku Inspirasional Berdasarkan Firman Tuhan
Abstract
Hal yang mendorong penulis untuk menulis tema ini adalah ketika penulis melihat semakin maraknya dunia literatur dengan resep-resep sukses melalui pengembangan diri di tengah konteks zaman yang sulit ini. Buku-buku yang ditulis dengan begitu menarik ini, baik dalam penampilan maupun ulasannya mampu menarik hati banyak orang bukan hanya khalayak umum tetapi juga orang-orang Kristen. Ajaran dalam buku-buku yang bersifat inspirasional ini dipandang dapat menjawab kebutuhan manusia di tengah krisis yang sedang melanda kehidupan manusia.
Selain menggunakan media literatur, gerakan pengembangan diri atau human potential movement ini juga memakai cara seperti seminar-seminar dan kelompok- kelompok untuk mengembangkan ajarannya. Gerakan ini sebenamya bukanlah sebuah isu yang baru tetapi merupakan salah satu bentuk dari GZB yang telah berkembang sejak tahun 60-an.
Pembahasan yang menitikberatkan pada potensi manusia ini ternyata bukan hanya sebatas pembicaraan tentang bagaimana menggali dan mengembangkan setiap potensi tersebut. Tetapi penekanan pada satu keyakinan bahwa melalui potensinya, manusia mampu untuk menyelesaikan semua masalah dan pergumulan yang dihadapi. Apabila diselidiki lebih jauh maka di sana kita akan menemukan bahwa pengajaran dari human potential movement ini sebenamya sudah mengarah kepada pengajaran yang salah tentang nilai manusia.
Dalam penyelidikannya, penulis menemukan ada dua masalah besar yang ada di dalam ajaran gerakan ini. Yaitu tentang dikaburkannya keberdosaan manusia dan pengertian yang salah tentang image of God. Dengan dua masalah pokok ajaran ini maka konsep manusia yang dihasilkan sangat tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Dengan kondisi ini maka ajaran dari human potential movement layak untuk diwaspadai.
Oleh sebab itu penulis melihat akan pentingnya perhatian gereja Tuhan terhadap isu-isu yang sedang berkembang seperti halnya human potential movement ini. Apalagi di tengah pergumulan dunia yang juga pasti dihadapi oleh jemaat. Gereja perlu memperlengkapi dalam hal ini jemaat supaya dapat menyikapi setiap ajaran-ajaran yang tidak sehat yang dijumpai dengan sikap iman yang tepat.