Konsep Meminta Tanda di Alkitab dan Implikasinya Bagi Orang-Orang Percaya Masa Kini Dalam Mencari Kehendak Allah
Abstract
Orang-orang percaya sering kali meminta “tanda” kepada Allah dalam usaha mereka memahami kehendak Allah. Seringnya orang-orang percaya masa kini meminta “tanda” kepada Allah dalam usaha mereka memahami kehendak Allah pada umumnya dipengaruhi oleh gaya hidup masa kini yang serba instant, cepat dan tidak mau susah (tidak mau berpikir). Dwight L. Carlson menyatakan bahwa seringnya orang-orang percaya pada masa kini meminta “tanda” dalam usaha mereka memahami kehendak Allah pada dasamya hanya merupakan bagian dari tindakan egois atau pemanjaan diri sendiri yang membuat manusia semakin sulit untuk mengenal kehendak Allah. Usaha orang-orang percaya masa kini memahami kehendak Allah dengan cara meminta “tanda” pada umumnya didasarkan atas tiga peristiwa di Perjanjian Lama dan satu peristiwa di Peqanjian Baru. Tiga peristiwa di Perjanjian Lama yang sering kali orang-orang percaya jadikan dasar Alkitab imtuk mereka meminta “tanda” kepada Allah adalah peristiwa hamba Abraham mencari isteri untuk Ishak di Kejadian 24:1-27, peristiwa bangsa Israel menemukan kehendak Allah dengan menggunakan Urim dan Tumim di Bilangan 27:21 dan 1 Samuel 28:6, dan peristiwa Gideon “membentangkan bulu domba” di Hakim- hakim 6:36-40. Satu peristiwa di Perjanjian Baru yang sering kali dijadikan dasar oleh orang-orang percaya masa kini untuk mereka meminta “tanda” dalam usaha mereka memahami kehendak Allah adalah peristiwa membuang undi di Kisah Para Rasul 1:23- 26. Dalam Kisah Para Rasul 1:23-26 para murid membuang undi dengan tujuan untuk menemukan orang yang tepat untuk menggantikan posisi Yudas Iskariot. Usaha orang-orang percaya masa kini memahami kehendak Allah dengan meminta “tanda” berdasarkan peristiwa-peristiwa di Perjanjian Lama dan peristiwa membuang undi di Perjanjian Baru merupakan masalah yang penting untuk dibahas. Kepentingan masalah ini didasarkan pada alasan bahwa “tanda” hanya merupakan alat pemyataan kehendak Allah di Perjanjian Lama. Sedangkan peristiwa membuang undi di Peijanjian Baru tidak dapat dijadikan dasar bagi orang-orang percaya pada masa kini untuk meminta “tanda” karena peristiwa membuang undi di Perjanjian Baru hanya terjadi satu kali saja yaitu sebelum hari Pentakosta. Setelah hari Pentakosta, kitab-kitab Perjanjian Baru tidak pemah mencatat kembali peristiwa membuang undi untuk memahami kehendak Allah. Setelah hari Pentakosta, Alkitab hanya mencatat peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan pimpinan Roh Kudus kepada orang-orang percaya pada masa itu untuk memahami kehendak Allah. Hal ini menunjukkan bahwa usaha orang-orang percaya pada masa kini memahami kehendak Allah dengan meminta “tanda” merupakan usaha atau cara yang salah. Pada masa kini Allah secara Idiusus menyatalcan kehendak-Nya kepada orang- orang percaya melalui Alkitab dan tuntunan Roh Kudus. Oleh karena itu, hal yang hams orang-orang percaya lakukan pada masa kini agar mereka dapat memahami kehendak Allah adalah taat. Taat kepada hal-hal yang telah Allah nyatakan di Alkitab dan taat pada pimpinan Roh Kudus. Roh Kudus akan membantu orang-orang percaya memahami dan menerapkan kehendak Allah yang telah Allah nyatakan di Alkitab dalam kehidupan sehari-hari.