dc.contributor.advisor | Alinurdin, David | |
dc.contributor.author | Sanjaya, Priskila Atalia | |
dc.date.accessioned | 2022-08-11T06:55:47Z | |
dc.date.available | 2022-08-11T06:55:47Z | |
dc.date.issued | 2020-04 | |
dc.identifier.uri | http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1540 | |
dc.description.abstract | Masalah kekudusan menjadi salah satu tantangan dalam proses pengudusan orang percaya masa kini. Penelitian yang dilakukan oleh Barna Group menunjukkan moralitas orang percaya yang sedikit demi sedikit hendak memeluk gaya hidup seperti dunia pada umumnya. Misalnya, meningkatnya pertumbuhan industri pornografi, melakukan kecurangan, kenyamanan emosional untuk berbohong, perceraian, ketidakpedulian dan meningkatnya hubungan seks bebas. Penelitian tersebut menandakan bahwa kehidupan orang percaya tidak lagi mencerminkan adanya pertumbuhan dalam kerohaniannya. Tentu saja, hal ini bertentangan dengan natur orang percaya yang telah diselamatkan oleh Kristus. Setelah diselamatkan seharusnya orang percaya tidak lagi hidup dalam dosa melainkan bertanggung jawab dalam menjaga kekudusan hidupnya. Dengan menjaga kekudusannya, orang percaya dapat kembali mencerminkan karakter Allah yang kudus sekaligus hidup memuliakan Dia.
Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan yang dilakukan untuk menjabarkan konsep pengudusan teologi Reformasi, yang dijelaskan melalui kerangka empat praanggapan, yaitu praangapan antropologis, praanggapan hamartiologis, praanggapan kristologis dan praanggapan soteriologis. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan relevansi dari konsep pengudusan teologi Reformasi yang juga berkaitan dengan proses pengudusan dalam kehidupan pribadi, pengudusan dalam kehidupan gereja, dan pengudusan dalam kehidupan sosial.
Hasil dari penelitian ini adalah kebenaran mengenai konsep pengudusan dapat menolong pertumbuhan kerohanian orang percaya untuk lebih sadar terhadap pentingnya masalah kekudusan dalam kehidupan mereka. Karena proses pengudusan tidak hanya berbicara mengenai doktrin, melainkan juga berbicara mengenai penerapannya dalam pertumbuhan kerohanian orang percaya. Dengan demikian, diharapkan orang percaya dapat memberikan respons yang aktif dengan menjalankan tanggung jawab mereka dalam proses pengudusannya yang berlangsung terus-menerus. Dengan begitu orang lain dapat melihat gambar Allah yang kudus dalam diri orang percaya yang telah berhasil menjaga kekudusannya. | en_US |
dc.publisher | Sekolah Tinggi Teologi SAAT Malang | en_US |
dc.subject | masalah kekudusan | en_US |
dc.subject | empat praanggapan teologi Reformasi | en_US |
dc.subject | proses pengudusan | en_US |
dc.subject | pengudusan progresif | en_US |
dc.subject | pertumbuhan rohani | en_US |
dc.title | Konsep Pengudusan Teologi Reformasi dan Relevansinya bagi Pertumbuhan Rohani Orang Percaya | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dcterms.references | Mamahit, Ferry Yefta. “Globalisasi, Gereja Injili Dan Transformasi Sosial”. Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan 6, no. 2 (October, 2005): 255–278. https://doi.org/10.36421/veritas.v6i2.151 | |
dcterms.references | Lukito, Daniel Lucas. Pudarnya Konsep Dosa dalam Dunia Kekinian: Doktrin tentang Dosa. Malang: Literatur SAAT, 2019 | |
dc.identifier.nidn | 2312038002 | |
dc.identifier.kodeprodi | 77201 | |
dc.identifier.nim | 20151041438 | |