Show simple item record

dc.contributor.advisorTanudjaja, Rahmiati
dc.contributor.advisorSulistio, Thio Christian
dc.contributor.authorSoegiarto, Samuel
dc.date.accessioned2021-03-09T04:22:46Z
dc.date.available2021-03-09T04:22:46Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1077
dc.description.abstractC. S. Lewis merupakan salah satu tokoh apologetika kaum awam di era modern yang dianggap sukses di dalam usaha apologetikanya. Salah satu yang menarik dari metode apologetika Lewis adalah penggunaan intuisi sebagai sumber untuk mengetahui kebenaran tentang Tuhan. Salah satu hal yang berperan penting di dalam pemahaman Lewis mengenai intuisi adalah konsep manusia dan dosa. Lewis percaya bahwa manusia, sebagai ciptaan Tuhan, memiliki kesadaran akan Tuhan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Kesadaran ini tetap ada di dalam diri manusia meskipun manusia telah jatuh ke dalam dosa. Dosa hanya menyebabkan keterbatasan di dalam kesadaran manusia akan Tuhan. Yang dimaksudkan dengan keterbatasan adalah ketidakmampuan manusia untuk memaknai keberadaan Tuhan dengan benar, berdasarkan fakta yang benar dan intuisi yang manusia miliki. Bagi Lewis, ketidakmampuan manusia untuk memaknai dengan benar ini menjadi bagian dari tugas apologetika. Pembelaan iman yang Lewis percayai adalah sebuah usaha untuk menunjukkan kebenaran iman Kristen sebagai kemungkinan terbaik dari segala kemungkinan yang ada. Analisis kritis yang diberikan meliputi dua aspek, yakni konsep intuisi yang dikaitkan dengan keberdosaan manusia, dan penggunaan intuisi dalam apologetika Lewis. Berdasarkan terang kebenaran firman Tuhan, manusia berdosa adalah manusia yang mati, yang tidak dapat memiliki kesadaran yang benar akan Tuhan. Yang dimaksudkan kesadaran adalah keutuhan dari fakta, intuisi, serta pemaknaan. Dari sudut pandang ini, ada perbedaan cara pandang antara pengajaran Alkitab dan Lewis. Analisis kritis yang berkaitan dengan penggunaan intuisi dalam apologetika didasarkan pada pemahaman konsep biblika mengenai apologetika, yang tertuang dalam 1 Petrus 3:15-16. Konsep apologetika Lewis tidak melanggar prinsip-prinsip alkitabiah apologetika. Lebih lanjut, analisis penggunaan juga meliputi keefektifan metode apologetika Lewis di dalam konteksnya. Penggunaan intuisi dalam apologetika Lewis dianggap efektif karena dapat mencapai tujuan apologetika dan juga mendapatkan respons positif dari pembaca (maupun pendengar). Di dalam konteks menjawab tantangan ateisme dan skeptisisme, metode Lewis dinilai berhasil. Hanya, jika metode ini digunakan dalam konteks pluralitas agama, maka metode Lewis ini perlu pelengkap untuk dapat menjawab tantangan pluralitas dan pluralisme yang ada.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectLewis, C. S. (Clive Staples), 1898-1963en_US
dc.subjectIntuitionen_US
dc.subjectApologeticsen_US
dc.subjectKnowledge, Theory of (Religion)en_US
dc.subjectGod -- Knowablenessen_US
dc.titleAnalisis Kritis Terhadap Konsep dan Penggunaan Intuisi dalam Apologetika C. S. Lewisen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2312047001
dc.identifier.nidn2322015701
dc.identifier.kodeprodi77101


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record