Show simple item record

dc.contributor.authorSoeherman, Sylvia
dc.date.accessioned2018-05-08T05:21:17Z
dc.date.available2018-05-08T05:21:17Z
dc.date.issued2003-04
dc.identifier.issn14417649
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/93
dc.description.abstractPenelitian menunjukkan adanya penurunan jumlah kehadiran jemaat dalam kelas-kelas pembinaan seperti Sekolah Minggu. Kurang tertariknya jemaat terhadap kelas-kelas tersebut membawa dampak terhadap kehidupan, pertumbuhan iman dan kesaksian jemaat. Hal yang hampir serupa juga dihadapi oleh gereja-gereja di Indonesia. Paulus Lie, dalam prawacana bukunya, mengatakan banyak guru yang mengeluhkan kurang menariknya acara yang digelar di Sekolah Minggu sehingga minat anak untuk datang ke Sekolah Minggu menurun. Masalah ini coba dijawab oleh banyak gereja dengan menggunakan metode yang kreatif. Oleh karena itu banyak gereja berupaya untuk men-training guru-guru Sekolah Minggu agar dapat mengajar dengan lebih kreatif. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah metode yang kurang kreatif menjadi dasar permasalahannya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini mencoba untuk memaparkan apa yang terjadi di dalam kelas, menganalisa apa yang menjadi dasar permasalahannya, serta mengajukan hal-hal yang perlu diperhatikan gereja di dalam mengemban tugas pengajaran.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.rights.urihttps://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/
dc.subjectChristian education.en_US
dc.subjectSunday schools.en_US
dc.titleTujuan Pengajaran Gereja dan Implikasinyaen_US
dc.typeArticleen_US
dc.rights.holder2003 by Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan. All rights reserved.


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/
Except where otherwise noted, this item's license is described as https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/