Show simple item record

dc.contributor.authorTenggana, Elisa
dc.date.accessioned2020-09-19T14:47:27Z
dc.date.available2020-09-19T14:47:27Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/882
dc.description.abstractPada bulan Juli 1997, Dalai Lama keempat belas sebagai pemimpin spiritual Tibet menyatakan bahwa jika ia meninggal, ia akan dilahirkan kembali di luar negara Tiongkok, demikian dilaporkan oleh surat kabar Asia Times pada bulan Desember 2019. Pernyataan ini ditanggapi oleh pemerintah Tiongkok dengan mengatakan bahwa reinkarnasi Dalai Lama harus berada di bawah otoritas pemerintah Tiongkok. Dalam wawasan dunia Kristen, ini terdengar sebagai sesuatu yang irasional, karena orang Kristen percaya kelahiran dan kematian ada dalam kedaulatan Tuhan. Roh seseorang tidak mungkin bisa memilih di mana ia akan dilahirkan. Namun harus diakui bahwa pada zaman yang mengalami perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi yang begitu pesat, di mana manusia mulai menggantungkan hidupnya pada materi-materi hasil ciptaan sendiri, masih ditemukan banyak orang yang percaya reinkarnasi. Reinkarnasi yang sekilas terdengar seperti suatu kepercayaan kuno, pada kenyataannya masih diyakini bukan saja oleh orang-orang awam, tetapi juga orang beberapa orang yang memiliki pengetahuan tinggi. Buddhisme adalah salah satu kepercayaan Timur yang mengajarkan reinkarnasi sebagai suatu bentuk “keselamatan” Melihat reinkarnasi sebagai konsep yang irasional dan berpotensi menjadi suatu hambatan dalam mengabarkan Injil, maka penulis mencoba untuk menganalisa konsep ini dan memberikan kritik dengan prasuposisi eksistensi Allah sebagai pribadi yang ultimat. Penulis berargumen bahwa dalam wawasan dunia Kristen, Allah sebagai penciptalah yang memberikan nilai kepada manusia, dan seluruh kehidupan manusia baik suka maupun duka sepenuhnya ada di tangan Sang Pencipta. Penulis akan terlebih dahulu secara sederhana meninjau dasar kepercayaan Buddhisme sebagai latar belakang yang membantu untuk memahami konsep reinkarnasi. Kemudian penulis akan meninjau konsep reinkarnasi secara khusus dan memberikan kritik terkait dengan asal mula kehidupan dan eksistensi manusia dalam konsep ini untuk memperlihatkan bahwa nilai keberadaan manusia dalam konsep reinkarnasi tidak dapat diterima secara logika.en_US
dc.publisherConsilium : Jurnal Teologi dan Pelayanan 21
dc.subjectReincarnation -- Christianity.en_US
dc.titleKritik Terhadap Eksistensi Manusia Dalam Konsep Reinkarnasi Buddhismeen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record