Show simple item record

dc.contributor.authorMulia, Hendra G.
dc.date.accessioned2020-06-26T01:11:13Z
dc.date.available2020-06-26T01:11:13Z
dc.date.issued1992
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/682
dc.description.abstractPada pertengahan abad 19, muncul sebuah teori Kristologi yang baru, yang dikenal dengan nama Teori Kenosis. Teori itu mendapatkan namanya dari istilah "kenosis' yang kata kerjanya dipakai oleh Paulus dalam Filipi 2:7 (’mengosongkan diriNya’; Gk. (heauton ekenosen). Menurut ayat tersebut. Yesus mengosongkan diri dalam inkarnasiNya dan mengambil rupa seorang hamba. Usaha untuk mengerti secara intelektual hakekat diri Yesus, yang sekaligus adalah Allah dan manusia, merupakan suatu problema yang terus menerus menjadi agenda dalam teologia Kristen. Berakar dari pengertian bahwa manusia Yesus adalah Tuhan, Gereja di sepanjang abad berusaha memberi rumusan mtelektual yang dapat menjelaskan masalah ini. Pada tahun 451 AD, dalam Konsili Chalcedon, Gereja merumuskan pengertian pribadi Kristus, "yang terdiri dari dua natur, ilahi dan manusiawi." Kedua natur ini tidak berubah, tidak terbagi, tidak terpisahkan, dan tidak bercampur. Rumusan ini tentu belum dapat memberi jawab yang jelas bagaimana sebenarnya pribadi Kristus itu.en_US
dc.publisherJurnal Pelita Zaman v. 7 no. 1en_US
dc.subjectKenosisen_US
dc.titleSejarah dan Tinjauan Kritis Terhadap Teori Kenosisen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Articles
    Articles authored by STT SAAT Faculty

Show simple item record