Show simple item record

dc.contributor.authorLukito, Daniel Lucas
dc.date.accessioned2020-06-24T03:56:17Z
dc.date.available2020-06-24T03:56:17Z
dc.date.issued1992
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/680
dc.description.abstractBeberapa waktu yang lalu seorang rekan kerja menceritakan bahwa ia menghadiri sebuah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) yang dilayani oleh seorang pendeta yang dulunya adalah penyanyi. Di dalam KKR itu sang pendeta, pada waktu berdoa, mengatakan: "Dalam nama Tuhan Yesus,... saya usir roh teologia, roh judi, roh zinah...." Apa yang dimaksud oleh sang pendeta dengan pernyataan tersebut? Apakah diktum seperti di atas dapat dibenarkan, sehingga teologia sudah sedemikian membahayakan bagi jemaat awam (khususnya yang mengikuti KKR tersebut)? Paling sedikit sang pendeta dapat dibenarkan apabila yang dimaksudkannya adalah bahwa kadang-kadang memang ada sebagian orang yang mempelajari teologia atau ilmu tentang Allah terjebak dalam diskusi, teori, perdebatan doktrin yang tidak habis-habisnya, serta kemudian menjadi "dingin", tanpa kasih, tidak menginjil, malas melayani, dan seterusnya. Dengan kata lain, apabila seseorang terlalu banyak berteologia sampai seluruh semangat, pikiran, dan "roh"-nya diliputi oleh ("makhluk" yang namanya) teologia, sehingga antara ortodoksi dengan ortopraksis dari orang itu dapat menjadi tidak seimbang. Dalam hal ini sang pendeta sekali lagi dapat dikatakan benar.en_US
dc.publisherJurnal Pelita Zaman v. 7, no. 1en_US
dc.subjectTheology -- Study and teaching.en_US
dc.titleApakah Belajar Teologia Itu Berbahaya?en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Articles
    Articles authored by STT SAAT Faculty

Show simple item record