Show simple item record

dc.contributor.authorWijoyo, Hendrawan
dc.date.accessioned2019-07-27T05:59:25Z
dc.date.available2019-07-27T05:59:25Z
dc.date.issued2012-07
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/521
dc.description.abstractAbisha mengajar mata pelajaran fisika di sebuah SMA. Tidak seperti guru SMA umumnya, ia tidak menjadwalkan ulangan harian bagi masing-masing muridnya. Ia membuka tahun ajaran dengan mengajarkan kepada kelas cara berkomunikasi dan bekerja sama dalam kelompok. Seiring berjalannya tahun ajaran, ia mengajarkan setiap materi dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berukuran 3-4 orang siswa. Setiap kelompok terdiri dari anggota yang kemampuan dan keahliannya beragam. Mereka diminta berdiskusi menjawab sebuah permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan materi. Permasalahan selalu disertai petunjuk-petunjuk yang mengarahkan pencarian solusi. Sepanjang kelas, Abisha berkeliling kelas mempertajam diskusi tiap kelompok guna mendukung mereka. Evaluasi kelompok tidak hanya dinilai secara komunal namun setiap anggota dievaluasi secara pribadi pekerjaan dan pemahamannya. Inilah gambaran kelas yang menerapkan social constructivism. Social constructivism adalah salah satu aliran di bawah payung teori constructivism. Constructivism adalah sebuah teori pembelajaran yang meyakini bahwa individu belajar dengan merekonstruksi pemahaman personal dalam pikirannya. Social mengandung makna berkaitan dengan masyarakat atau interaksi antar pribadi. Jadi, social constructivism adalah teori pendidikan yang menekankan pentingnya konteks sosial dalam pembelajaran dan keyakinan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi bersama. Walaupun social constructivism dan teori constructivism ;aom naru terdengar di tahun 90-an, teori ini terus berkembang pesat. Buku-buku mengenai constructivism semakin menggunung. Riset mengenai social constructivism pun kian marak. Semakin banyak juga sekolah atau pun kelas yang mengimplementasikan teori social constructivism. Bahkan Paul Eggen menyatakan bahwa kini sosial constructivism adalah pandangan yang paling berpengaruh dalam pemikiran pengajar dan pakar pendidikan. Namun begitu, di manakah sebenarnya letak social constructivism dalam rimba constructivism? Apakah sebenarnya konsep dan prinsip yang mendasari teori ini? Bagaimanakah posisi social constructivism di hadapan terang firman Tuhan? Berkenaan dengan hal-hal di atas, tulisan ini akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dimulai dari pengenalan constructivism, tulisan ini akan membahas konsep social constructivism dan prinsip social constructivism. Setelah itu, tulisan akan memaparkan evaluasi teologis social constructivism. Di akhir tulisan, penulis akan menambahkan secuplik penerapan social constructivism yang alkitabiah.en_US
dc.publisherBidang Minat Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi SAATen_US
dc.titleSocial Constructivism, Praktek, dan Evaluasi Teologisnyaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record