Show simple item record

dc.contributor.advisorYahya, Pancha Wiguna
dc.contributor.authorChristianto, Titus Candra
dc.date.accessioned2019-03-22T08:35:40Z
dc.date.available2019-03-22T08:35:40Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/433
dc.description.abstractSebagai bagian dari wilayah Asia Kecil yang eksis pada zaman Greco-Roman abad pertama, masyarakat Kolose tidak dapat lepas dari pengaruh pluralisme dan sinkretisme pada masa itu. Dalam konteks masyarakat yang pluralis dan sinkretis tersebut, jemaat Kolose hidup, bermasyarakat, dan membudaya di sana. Tidak heran apabila kemudian didapati bahwa jemaat Kolose mulai terpengaruh untuk melakukan praktik-praktik sinkretisme yang sudah biasa terjadi di sana. Oleh karena itu, Paulus kembali menegakkan supremasi Kristus di tengah-tengah jemaat Kolose yang pluralis dan sinkretis tersebut. Sekalipun tidak secara langsung, melainkan melalui surat, Paulus mendeklarasikan bahwa Kristus adalah Tuhan karena Ia adalah Allah yang mencipta dengan menyatakan supremasi-Nya dalam penciptaan. Selain itu, ia juga mendeklarasikan bahwa Kristus adalah satu-satunya Juru Selamat yang sejati dengan menyatakan supremasi-Nya dalam penebusan. Dengan demikian, Paulus ingin supaya jemaat kembali mengakui bahwa Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat yang sejati. Ternyata, konteks jemaat Kolose yang demikian tersebut senada dengan konteks kehidupan orang Kristen Jawa di mana mereka hidup dalam konteks masyarakat Jawa yang pluralis dan sinkretis. Pluralisme masyarakat Jawa dibangun oleh rasa toleransi yang begitu tinggi terhadap sesama dalam kehidupan bermasyarakat yang berlaku secara universal dengan maksud untuk menjaga keharmonisan kosmos dalam tatanan keselarasan. Hal inilah yang kemudian memicu lahirnya sinkretisme dalam masyarakat Jawa di mana setiap kebudayaan baru, termasuk kepercayaan religius, diakomodasi dengan baik demi menjaga keharmonisan masyarakat dalam tatanan keselarasan. Sekali lagi, sekalipun mereka adalah orang Kristen, namun mereka dilahirkan dalam kebudayaan Jawa yang pluralis dan sinkretis sehingga paradigma tersebut—mau tidak mau—tetap melekat dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, deklarasi Paulus tentang supremasi Kristus yang menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang mencipta dan Allah yang menebus menjadi berita yang tidak hanya autentik, tetapi juga relevan dan sangat bermakna untuk dinyatakan dalam pelayanan terhadap masyarakat Kristen Jawa yang pluralis dan sinkretis sehingga mereka dapat kembali diyakinkan bahwa Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat yang sejati.en_US
dc.publisherSTT Seminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectsupremasi Kristusen_US
dc.subjectKolose 1:15-20en_US
dc.subjectpenciptaanen_US
dc.subjectpenebusanen_US
dc.subjectkebudayaanen_US
dc.subjectmasyarakat Kristen Jawaen_US
dc.subjectpluralismeen_US
dc.subjectsinkretismeen_US
dc.titleRelevansi Supremasi Kristus dalam Kolose 1:15-20 bagi Pelayanan terhadap Masyarakat Kristen Jawa.en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record