Show simple item record

dc.contributor.advisorPranoto, Irwan
dc.contributor.authorDeborah
dc.date.accessioned2019-01-28T04:46:13Z
dc.date.available2019-01-28T04:46:13Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/409
dc.description.abstractDalam sastra kitab Wahyu, interlud merupakan penundaan dalam plot narasi dan penundaan dari emosi pembaca kitab Wahyu yang akan membangun ketegangan sampai berita utama yang ingin disampaikan penulis, khususnya Tuhan Yesus kepada gereja-Nya tersampaikan. Interlud 10:1-11:13 terdiri dari dua bagian, yaitu: 10:1-11 dan 11:1-13. Kedua bagian interlud tersebut memiliki korelasi yang erat di dalam isi beritanya, di mana penghubung utamanya adalah prophetic action (10:7, 11; 11:3, 6, 10). Di dalam bagian interlud 10:1-11 terdapat sebuah berita bahwa orang-orang kudus di bumi diperintahkan untuk tetap bertekun memberitakan firman Allah kepada orang-orang yang tidak percaya di seluruh dunia, sekalipun kesaksian mereka akan membawa mereka kepada penderitaan. Sedangkan, bagian interlud 11:1-13 melanjutkan bagian interlud pertama, khususnya mengenai frasa gulungan kitab yang terasa manis di mulut, namun terasa pahit di perut. Di bagian interlud ini terdapat dua saksi yang memberitakan Injil keselamatan yang manis itu, namun mereka harus mengalami pengalaman pahit, yaitu: perlawanan, perang dan kematian. Sepertinya mereka kalah, tetapi tidak demikian. Tuhan memimpin mereka dalam kemenangan mutlak yang kemudian memuncak dalam penghakiman para penindas mereka. Kedua berita interlud ini perlu disampaikan kepada jemaat di Indonesia yang juga mengalami situasi dan kondisi yang mirip dengan jemaat di dalam kitab Wahyu. Pada saat ini jemaat di Indonesia sedang mengalami tekanan yang kelihatannya sporadis dan parsial, tetapi dilakukan secara sistematis dan cenderung meningkat dalam hal kuantitas maupun kualitas, khususnya tekanan dari kelompok-kelompok radikal yang antipati terhadap kekristenan; infiltrasi ajaran-ajaran sesat di dalam gereja; dan tekanan untuk berkompromi dengan masyarakat sekitar. Di dalam situasi dan kondisi yang demikian, tentunya tidak mudah bagi jemaat untuk melakukan tugas pekabaran Injil. Setidaknya ada tiga respons yang ditunjukkan jemaat, yaitu: menyatakan iman mereka secara terbuka dengan tetap memberitakan Injil; menyangkali iman mereka; atau memilih zona aman dengan mengambil jalan tengah berbentuk kompromi. Namun, dengan mengerti berita interlud 10:1-11:13 maka jemaat di Indonesia diharapkan untuk dapat merespons tugas pekabaran Injil dengan tepat. Pengertian yang perlu dimiliki oleh jemaat ini berfokus pada berita interlud 10:1-11:13 yang menyatakan bahwa Injil tetap harus diberitakan di tengah-tengah kondisi dan situasi apa pun. Selain itu, Tuhan pun menyatakan bahwa ada jaminan kemenangan, sekalipun mereka harus mengalami tekanan yang berat, bahkan kematian. Mereka akan dibangkitkan dan naik ke surga. Sedangkan bagi setiap orang yang menolak kesaksian mereka dan menganiaya mereka akan mengalami penghukuman dan penghakiman kekal.en_US
dc.publisherSekolah Tinggi Teologi SAATen_US
dc.subjectBible. Revelation -- Criticism, interpretation, etc.
dc.subjectinterluden_US
dc.subjecttekananen_US
dc.subjectrespons jemaat Tuhanen_US
dc.subjectEvangelism.en_US
dc.titleStudi Eksegetikal Interlud dalam Kitab Wahyu (10:1-11:13) dan Implikasinya dalam Berita Panggilan Pekabaran Injil kepada Gereja Tuhan di Indonesia.en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2315127401
dc.identifier.kodeprodi77103


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record