Show simple item record

dc.contributor.advisorYahya, Pancha Wiguna
dc.contributor.authorWijaya, Julie
dc.date.accessioned2019-01-24T04:34:53Z
dc.date.available2019-01-24T04:34:53Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/392
dc.description.abstractHomoseksual menjadi isu yang berkembang pesat. Isu ini memengaruhi masyarakat bahkan beberapa gereja mulai membuka diri, menerima perilaku homoseksual, bahkan mengesahkan pernikahan sejenis. Pihak-pihak yang mendukung homoseksual menyatakan bahwa Alkitab tidak melarang perilaku ini, perilaku ini bukan dosa, bahkan perilaku ini dianggap sebagai bagian natur seseorang dan akibat dosa penyembahan berhala. Larangan terhadap perilaku dan tindakan homoseksual dalam Alkitab juga dianggap tidak relevan dengan permasalahan homoseksual masa kini. Pembahasan beragam isu homoseksual tidak dapat dilepaskan dari perkembangan sejarah homoseksual mulai dari masa Timur Dekat Kuno, Greco-Roman, dan masa modern. Pada masa Timur Dekat Kuno, sebagian besar perilaku homoseksual berkaitan dengan penyembahan berhala dan kepercayaan masyarakat Mesopotamia kuno. Tindakan ini menjadi bagian integral dalam masyarakat tersebut. Perilaku homoseksual pada masa Timur Dekat Kuno memengaruhi perilaku homoseksual pada masa Greco-Roman. Praktik homoseksual masa Greco-Roman lebih dikenal dengan pederasty. Selain pederasty, tindakan homoseksual juga dilakukan oleh orang seusia bahkan oleh perempuan. Budaya Greco-Roman memberikan pengaruh besar terhadap praktik homoseksual modern terutama dalam pembagian peran aktif dan pasif. Pada masa modern, pencarian penyebab perilaku homoseksual memunculkan kubu biological essentialism yang berusaha membuktikan bahwa perilaku homoseksual merupakan natur dan social constructionism yang memandang penyebab homoseksual dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan. Di tengah-tengah beragam pandangan dan perkembangan homoseksual, umat Tuhan seharusnya melihat kembali pada Alkitab sebagai dasar hukum yang absolut. Larangan terhadap perilaku dan tindakan homoseksual telah tertulis dalam Alkitab baik PL maupun PB. Perilaku ini mendapat penolakan dalam kedua bagian kitab tersebut, secara lebih spesifik dalam Roma 1:26-27 dan 1 Korintus 6:9-10. Roma 1:26-27 menekankan perilaku ini sebagai salah satu wujud penolakan manusia terhadap Allah. Sedangkan dalam 1 Korintus 6:9-10, perilaku ini disamakan dengan dosa tindakan tidak bermoral lainnya. Dalam 1 Korintus 6:9-10, penghukuman terhadap tindakan homoseksual memiliki muatan eskatologis. Dari eksposisi Roma 1:26-27 dan 1 Korintus 6:9-10 didapati bahwa homoseksual bukanlah akibat penyembahan berhala. Perilaku ini bertentangan dengan Alkitab dan merupakan dosa. Perilaku homoseksual juga bertentangan dengan natur penciptaan dan konsep kasih Kristen.en_US
dc.publisherSekolah Tinggi Teologi SAATen_US
dc.subjectHomoseksualen_US
dc.subjectTimur Dekat Kunoen_US
dc.subjectMesopotamiaen_US
dc.subjectGreco-Romanen_US
dc.subjectPederastyen_US
dc.subjectHomosexuality -- Religious aspects -- Christianityen_US
dc.subjectHomosexuality -- Biblical teachingen_US
dc.subjectgerejaen_US
dc.titleTinjauan Etis Teologis Terhadap Perilaku Homoseksual Berdasarkan Etika Paulus Dalam Roma 1:26-27 dan 1 Korintus 6:9-10.en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2308027601
dc.identifier.kodeprodi77103
dc.identifier.nim20121050197


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record