Show simple item record

dc.contributor.advisorTanusaputra, Daniel Nugraha
dc.contributor.authorTumembouw, Fide Edno
dc.date.accessioned2019-01-24T03:27:30Z
dc.date.available2019-01-24T03:27:30Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/389
dc.description.abstractDepresi merupakan permasalah psikologis yang serius. Ketika seseorang mengalami gangguan depresi, orang tersebut akan sulit mengerjakan aktivitas sehari-harinya, bahkan mengakhiri hidup merupakan pilihan yang sering kali diambil oleh seorang penderita depresi. Bukan hanya bagi dirinya sendiri, depresi juga mempengaruhi kondisi lingkungan sekitarnya, terutama orang-orang dekatnya di mana mereka akan dikagetkan dengan perubahan orang yang mengalami depresi tersebut. Beberapa penelitian menyatakan bahwa jumlah orang yang mengalami depresi terus meningkat secara signifikan dari tahun-ke tahun. Hal ini seharusnya menjadi urgensi bagi komunitas Kristen, yang adalah perpanjangan tangan Allah bagi pemulihan dalam dunia ini, untuk bertindak dalam membuat sebuah perubahan ke arah yang lebih baik dalam merespons epidemi depresi ini. Terapi kognitif sekuler merupakan penemuan yang fenomenal dalam perkembangan penelitian di bidang psikologi berkaitan dengan usaha pemulihan depresi. Telah diakui oleh para ahli bahwa terapi kognitif merupakan salah satu terapi yang sangat manjur dalam memulihkan gangguan depresi. Kemanjuran terapi kognitif sekuler dalam memulihkan gangguan-gangguan kejiwaan, terutama depresi, telah menyedot banyak sekali perhatian para ahli dari berbagai kalangan, termasuk kalangan Kristen. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa para sarjana sekuler yang mencetuskan terapi kognitif mendasarkan teorinya atas filosofi yang menyatakan ketidakpercayaan akan adanya sosok ilahi atau tidak percaya sosok ilahi yang berintervensi. Dasar filosofi yang seperti ini tidak dapat diterima oleh kekristenan. Hal ini kemudian menghadirkan pendekatan baru dalam terapi kognitif di mana muncul beberapa ahli psikoterapi Kristen yang berusaha mengadopsi konsep terapi kognitif sekuler untuk mewujudkan suatu model terapi kognitif yang berdasar atas nilai-nilai kristiani. Terapi kognitif dalam pendekatan Kristen ini dinamakan sebagai terapi kognitif Kristen. Mazmur 42 dan 43 merupakan salah satu teks dalam Alkitab yang memiliki beberapa kemiripan signifikan dengan konsep dalam terapi kognitif, yaitu: perhatian terhadap orang yang mengalami depresi, dan pemulihan depresi dengan melakukan restrukturisasi pemulihan. Teks Mazmur 42 dan 43 ini menarik untuk diteliti lebih dalam berkaitan dengan pemulihan depresi. Penelitian terhadap Mazmur 42 dan 43 ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih dalam menegaskan pemikiran Kristen tentang kritik terhadap terapi kognitif sekuler, namun juga memperkaya konsep dalam terapi kognitif Kristen.en_US
dc.publisherSTT Seminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectterapi kognitifen_US
dc.subjectterapi kognitif sekuleren_US
dc.subjectterapi kognitif Kristenen_US
dc.subjectpsikoterapi perspektif Kristenen_US
dc.subjectdepresien_US
dc.subjectpemulihan depresien_US
dc.subjectdepresi dalam Mazmuren_US
dc.subjectMazmur 42 dan 43en_US
dc.subjectintegrasi psikoterapien_US
dc.subjectkonsep Kristenen_US
dc.subjectCognition -- Religious aspects -- Christianity
dc.subjectDepression, Mental.
dc.subjectDepression, Mental -- Religious aspects -- Christianity.
dc.subjectBible. Psalms -- Criticism, interpretation, etc.
dc.titleTinjauan terhadap Terapi Kognitif dalam Pemulihan Depresi dari Perspektif Mazmur 42 & 43.en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record