Show simple item record

dc.contributor.advisorSoeherman, Sylvia
dc.contributor.authorSoetopo, Elizabeth Rachel
dc.date.accessioned2019-01-24T02:54:51Z
dc.date.available2019-01-24T02:54:51Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/388
dc.description.abstractKehidupan anak hamba Tuhan yang diwarnai dengan berbagai macam sorotan dari lingkungan sosial, baik dari keluarga, gereja, maupun sekolah, menjadikan kehidupan mereka tidak mudah. Sorotan kemudian berubah menjadi tuntutan yang memaksa anak hamba Tuhan berkehidupan yang lebih sempurna dibanding anak-anak seusianya. Munculnya beragam tuntutan di tengah masa pertumbuhan diri memberikan pergumulan tersendiri bagi anak hamba Tuhan terutama dalam segi identitas diri dan spiritualitas mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana realita yang dihadapi anak hamba Tuhan ketika mereka mencari identitas diri dan spiritualitas mereka serta bagaimana lingkungan sosial berperan dalam menolong anak hamba Tuhan melewati masa-masa ini. Dengan melihat bentuk permasalahan yang ada, penggalian informasi dirancang dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dalam bentuk wawancara langsung yang didahului dengan penggalian sumber pustaka dan biblika yang akan menjadi dasar di dalam proses penelitian selanjutnya. Para ahli perkembangan mengatakan bahwa masa remaja akhir menjadi masa yang kritis karena masa ini menjadi masa remaja mencari dan menentukan jati diri yang juga berkaitan dengan iman akan Tuhan. Kemudian, para ahli menunjukkan adanya kaitan yang penting di antara identitas diri dan spiritualitas. Spiritualitas di dalam kekristenan melihat pertumbuhan iman seseorang dipegang oleh faktor utama, yaitu Allah. Sebagai dasar Alkitab yang menjadi landasan utama, penulis merujuk dari tulisan Paulus dalam Roma 12:5 dan 2 Korintus 5:17 yang menjabarkan dampak keberadaan seseorang di dalam Kristus (ἐν Χριστῷ). Di dalam Kristus, orang percaya mempunyai identitas baru, yaitu menjadi satu keluarga dalam kesatuan tubuh Kristus sehingga setiap anggota wajib menggunakan pikiran Kristus dalam menerima dan menghargai sesamanya (Rm. 12:5). Kemudian, di dalam Kristus, orang percaya mempunyai identitas baru, yaitu menjadi ciptaan baru, sehingga hanya di dalam Kristus ada identitas yang sejati (2Kor. 5:17). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa anak hamba Tuhan benar-benar mengalami berbagai kesulitan dalam mencari identitas diri sesuai dengan latar belakang kehidupan responden yang akhirnya juga berdampak pada spiritualitas pribadi mereka dalam arti mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Di tengah kesulitan yang ada, hasil penelitian memperlihatkan bahwa mereka diubahkan karena ada anugerah Tuhan di dalam diri mereka dan juga komunitas yang mendukung. Hanya saja baru sedikit dari responden yang merasakan peran komunitas, terutama komunitas keluarga, gereja, dan sekolah, dalam mendukung pertumbuhan iman mereka di dalam Tuhan.en_US
dc.publisherSTT Seminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectChildren of clergy -- Identityen_US
dc.subjectidentitasen_US
dc.subjectspiritualitasen_US
dc.subjectimanen_US
dc.subjectChildren of clergy -- Spiritualityen_US
dc.subjecttuntutanen_US
dc.subjectkualitatifen_US
dc.titlePergumulan Identitas dan Spiritualitas Anak Hamba Tuhan.en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record