Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistio, Thio Christian
dc.contributor.authorLestari, Vici
dc.date.accessioned2019-01-18T08:29:23Z
dc.date.available2019-01-18T08:29:23Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/378
dc.description.abstractKaum Ateis Baru begitu gencar menyerang semua agama, secara khusus agama-agama monoteisme. Kekristenan adalah salah satu sasaran serangan dari Ateis Baru. Masalah yang cukup pelik yang mereka angkat sebagai senjata adalah masalah kejahatan. Masalah kejahatan memang bukan hal yang baru. Tiga argumen umum dari masalah kejahatan adalah argumen logika, evidensial dan kejahatan tak beralasan. Ateis Baru tidak secara langsung menggunakan tiga argumen tersebut. Tiga argumen tersebut tercampur dalam semua argument-argumen yang mereka berikan. Dengan semua argumen tersebut mereka menolak keberadaan Allah yang Mahakuasa, Mahatahu dan Mahabaik. Kekristenan yang percaya kepada Allah yang Mahakuasa, Mahatahu dan Mahabaik perlu menjawab masalah kejahatan ini untuk membuktikan kepercayaan Kristen tidak salah. Sebenarnya masalah kejahatan tidak dapat meniadakan eksistensi Allah, masalah kejahatan hanya dapat mengusik satu dari tiga atribut kemahaan Allah. Oleh karena itu, kekristenan perlu memberikan pembelaan dan penjelasan untuk mempertahankan ketiga atribut kemahaan Allah tersebut. Secara ringkas Allah yang Mahakuasa, Mahatahu dan Mahabaik tidak memberikan kejahatan, kejahatan adalah hasil dari kehendak bebas manusia dan hukum alam. Tetapi Allah memiliki tujuan untuk semua kejahatan yang terjadi, tidak ada kejahatan tanpa alasan. Semua argumen Ateis Baru tentang masalah kejahatan tidak dapat meniadakan eksistensi Allah maupun mengusik satu dari atribut kemahaan Allah. Ateis Baru tidak hanya melihat masalah kejahatan sebagai senjata untuk menyerang eksistensi Allah. Mereka juga melihat kejahatan adalah hasil dari didikan agama. Mereka mempermasalahkan kejahatan atas nama agama yang menyimpulkan bahwa agama mengajarkan kejahatan dan agama itu jahat. Kekristenan tidak memungkiri bahwa memang ada kejahatan-kejahatan yang dilakukan atas nama agama, tetapi itu tidak dapat menyimpulkan bahwa agama melakukan kejahatan. Kekristenan tidak mengajarkan kejahatan. Kekristenan meneladani Pribadi, kehidupan dan karakter Kristus yang selalu mengajarkan kasih bukan kejahatan. Kekristenan mengakui bahwa orang-orang yang melakukan kejahatan atas nama agama Kristen telah gagal menjadi pengikut Kristus. Dengan demikian klaim Ateis Baru ini tidak dapat menyerang kekristenan. Sebenarnya Ateis Baru menginginkan sebuah dunia yang lebih damai dan penuh kasih. Tetapi apakah mereka yakin bahwa ateisme dapat memberikan dunia yang mereka inginkan? Lebih baik mereka bergabung menjadi pengikut Kristus, meneladani Kristus dan mengusahakan kedamaian di dunia. Jika lebih banyak orang seperti Kristus tentu dunia ini akan menjadi lebih damai dan jauh dari kejahatan.en_US
dc.publisherSTT Seminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectAteis Baruen_US
dc.subjectmasalah kejahatanen_US
dc.subjectagama sebagai kejahatanen_US
dc.subjectkejahatan dalam Alkitaben_US
dc.subjectApologetics.
dc.subjectAtheism
dc.subjectGood and evil -- Religious aspects -- Christianity.
dc.titleApologetika Kristen Terhadap Klaim Ateis Baru Mengenai Masalah Kejahatan dengan Eksistensi Allah dan Agama adalah Kejahatan.en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record