Kemurahan terhadap Pekerja Rumah Tangga: Praktik Spiritualitas bagi Para Majikan Kristen
Abstract
Di dunia modern saat ini yang mengutamakan dan menekankan kesamaan status di antara manusia, komunitas masyarakat Indonesia ditandai dengan kelas-kelas sosial yang ditentukan oleh etnis dan agama seseorang. Ada banyak keluarga Tionghoa-Indonesia yang mempekerjakan orang-orang dari kelompok “inferior” sebagai pembantu rumah tangga, pengasuh anak, pengemudi, atau pekerjaan lain yang tidak terlalu menuntut keterampilan. Para pekerja rumah tangga ini tinggal di rumah majikan mereka, namun, ironisnya, mereka tidak “diterima dengan senang hati.” Contohnya, mereka tidak boleh makan semeja dengan majikan, dan bahkan ada sebagian dari mereka yang tidak diizinkan makan makanan yang sama dengan majikan. Kebanyakan dari mereka tinggal di sebuah kamar tidur yang secara menyolok lebih buruk dari ruangan lain di rumah tersebut. Kamar mandi mereka jauh dari standar higienis dan kelayakan. Saya percaya bahwa kita, sebagai para majikan Kristen, harus belajar mempraktikkan keramahtamahan terhadap para pekerja rumah tangga. Hal ini mungkin merupakan sebuah tantangan besar karena kita semua dibesarkan dengan cara demikian dan kita tidak pernah berpikir untuk bertindak ramah terhadap mereka. Namun saya percaya bahwa keramahtamahan kita niscaya akan menjadi saluran anugerah Allah bagi Indonesia. Karena itu, dalam artikel ini saya akan membuktikan bahwa keramahtamahan terhadap para pekerja rumah tangga adalah praktik spiritual yang sangat penting yang harus kita lakukan dan yang untuknya kita dipanggil.