Show simple item record

dc.contributor.advisorTanudjaja, Rahmiati
dc.contributor.authorHermanus, Lucas Suryawan
dc.date.accessioned2018-05-27T13:57:15Z
dc.date.available2018-05-27T13:57:15Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/246
dc.description.abstractKesatuan dengan Kristus merupakan aspek yang sentral dalam teologi Kristen. Secara sederhana kesatuan dengan Kristus berbicara mengenai menyatunya orang percaya dengan Kristus. Kesatuan ini merupakan hal yang penting, karena berkaitan dengan relasi yang terbangun antara manusia dengan Allah. Oleh kemurahan Allah, manusia yang berdosa dapat memiliki relasi yang dekat di dalam Kristus. Banyak tokoh memberikan penafisran atau pemahaman yang beragam berkaitan dengan konsep kesatuan dengan Allah ini. Penafsiran ontologis menyatakan kesatuan secara mistik dengan Allah, sehingga manusia dapat bercampur dengan Allah. Penafsiran sakramental berpendapat bahwa kesatuan yang terbentuk ketika berlangsungnya sakramen. Penafsiran yang lain hanya menekankan kesatuan dengan Allah dalam hal moral. Dari berbagai penafsiran yang ada mengenai kesatuan ini, hal yang menjadi pertanyaan adalah mengenai definisi dan makna dari kesatuan dengan Kristus. Pertanyaan ini merujuk suatu hal yang mendasar dalam mencari makna kesatuan dengan Kristus yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, yaitu Alkitab. Yohanes Calvin, sebagai pionir teolog Reformed, menaruh perhatian kepada konsep kesatuan dengan Kristus dalam tulisan-tulisannya. Ia menyatakan kesatuan dengan Kristus sebagai hal yang penting bagi iman Kristen, khususnya sebagai dampak dari kehidupan yang diselamatkan oleh Kristus. Penekanan yang diberikan Calvin mengenai kesatuan dengan Kristus menjadi akar bagi doktrin iman, seperti pembenaran dan pengudusan hidup. Jikalau demikian, apakah pemahaman Calvin tersebut sesuai dengan kebenaran Alkitab? Hal yang paling mendasar dari permasalahan ini adalah membahas makna kesatuan dengan Kristus berdasarkan pemikiran Calvin. Surat-surat Paulus, sebagai dasar Alkitab, ternyata mencatat aspek kesatuan antara Kristus dengan orang percaya. Ketika Paulus menuliskan bahwa orang percaya berada “dalam Kristus,” maka ia sedang menunjukkan orang percaya yang memiliki kesatuan dengan Kristus. Dalam beragam metafora dan pengungkapan, Paulus memberikan suatu gambaran bahwa Kristus memiliki relasi yang nyata dengan umat-Nya. Surat-surat Paulus sebagai dasar Alkitab akan dipakai untuk meninjau pemikiran Calvin mengenai makna dari kesatuan dengan Kristus. Berdasarkan peninjauan ini menyatakan bahwa sebagian besar pemikiran Calvin mengenai kesatuan dengan Kristus di sandarkan kepada kebenaran Alkitab khususnya surat-surat Paulus. Selain itu, implikasi kesatuan ini terhadap spiritualitas merujuk kepada bagaimana terjadi intimasi antara orang percaya dan Kristus yang mengarah kepada keserupaan dengan Kristus.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggara
dc.subjectMystical union.en_US
dc.subjectCalvin, Jean, 1509-1564en_US
dc.subjectBible. Epistles of Paul -- Criticism, interpretation, etc.en_US
dc.subjectSpirituality.en_US
dc.titleTinjauan Terhadap Konsep Kesatuan dengan Kristus dari Yohanes Calvin Berdasarkan Surat-surat Paulus dan Implikasinya bagi Spiritualitas Kristen Masa Kini.en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi77201
dc.identifier.nim20111041352
dc.identifier.nidk2322015701


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record