Show simple item record

dc.contributor.advisorMamahit, Ferry Yefta
dc.contributor.authorMulyatan, Caleb Christofer
dc.date.accessioned2018-05-19T07:28:38Z
dc.date.available2018-05-19T07:28:38Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/238
dc.description.abstractElia adalah nabi Allah bagi bangsa Israel. Peran dari seorang nabi adalah menunjukkan kehadiran Allah melalui perkataan dan tindakan. Sayangnya, 1 Raja-raja 19 menunjukkan pelarian Elia ke padang gurun Bersyeba. Mengapa demikian? Elia merasa kecewa dan marah kepada Allah, karena Ia tidak segera menghukum bangsa Israel yang telah berubah setia. Elia merasa sendiri di tengah bangsa Israel. Tetapi, Allah menunjukkan rencana-Nya kepada Elia melalui peristiwa di gunung Sinai, yaitu melalui kejadian alam hingga pernyataan-Nya. Akhir dari kisah narasi tersebut adalah Elia dimampukan untuk kembali melayani bangsa Israel. Permasalahan yang dihadapi oleh Elia adalah permasalahan kesendirian. Hal ini disebabkan oleh putus atau punahnya sebuah relasi. Permasalahan ini dapat disebabkan oleh faktor sosial, psikologis, dan rohani seseorang. Permasalahan kesendirian yang disebabkan oleh sosial berbicara mengenai perpindahan tempat atau komunitas. Sedangkan, permasalahan kesendirian yang disebabkan oleh psikologis berkaitan dengan masa lalunya. Terakhir, permasalahan kesendirian yang disebabkan oleh rohani lebih karena keberdosaan manusia sehingga salah fokus dalam pelayanan. Jadi, permasalahan yang dihadapi oleh Elia sejatinya berbicara mengenai permasalahan kesendirian yang diakibatkan oleh faktor rohani. Permasalahan yang dihadapi oleh Elia seakan sejalan dengan apa yang dialami oleh hamba Tuhan masa kini. Mengacu kepada data Lifeway Research, ditemukan bahwa 83% hamba Tuhan mengalami permasalahan kesendirian yang diakibatkan oleh faktor kerohanian. Mereka menggantikan tujuan dari hamba Tuhan, yaitu menikmati Allah dengan tujuan pribadi, seperti mengembangkan gereja hingga gereja menjadi besar dalam kuantitas, hingga fokus kepada diri sendiri agar dicintai oleh jemaat. Akhirnya, hamba Tuhan memunculkan beragam permasalahan di gereja akibat dari permasalahan kesendirian. Oleh karena itu, melalui analisa naratif, hamba Tuhan kembali diingatkan kepada permasalahan yang terjadi kepada Elia, sehingga hamba Tuhan dapat lebih berhati-hati dalam menjalankan panggilan pelayanan. Selain itu, permasalahan kesendirian yang dijabarkan akan membantu hamba Tuhan untuk menyadari faktor-faktor penyebab permasalahan tersebut. Berdasarkan cara-cara Allah dalam menolong Elia, maka di bagian akhir akan berisi aplikasi praktis dalam penyelesaian permasalahan kesendirian yang dihadapi hamba Tuhan masa kini.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectAnalisa Naratifen_US
dc.subject1 Raja-raja 19en_US
dc.subjectEliaen_US
dc.subjectKedaulatan Allahen_US
dc.subjectKesendirianen_US
dc.subjectHamba Tuhanen_US
dc.titleKedaulatan Allah Dalam Pelayanan Hambanya: Analisis Naratif 1 Raja-Raja 19 dan Implikasinya Terhadap Hamba Tuhan yang Mengalami Kesendirian Dalam Pelayanan.en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2313116401
dc.identifier.kodeprodi77201
dc.identifier.nim20111041349


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record