Show simple item record

dc.contributor.advisorMamahit, ileen Prochina
dc.contributor.advisorTanudjaja, Rahmiati
dc.contributor.authorSembiring, Duelitat Seny
dc.date.accessioned2023-07-28T03:46:48Z
dc.date.available2023-07-28T03:46:48Z
dc.date.issued2020-06
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1590
dc.description.abstractPelecehan seksual banyak terjadi di sekitar kita, terutama anak-anak dan perempuan. Pelecehan seksual adalah kontak atau interaksi baik visual, verbal dan psikologis antara seorang anak/remaja dengan seorang dewasa yang memanfaatkan anak/remaja untuk tujuan rangsangan seksual pelaku. Pelecehan seksual tidak selalu sampai penetrasi, mungkin hanya sebatas sentuhan atau ucapan yang melanggar batasan seksual seseorang, tetapi tetap menimbulkan dampak negatif pada korban. Alkitab juga menyatakan bahwa pelecehan seksual merupakan salah satu perilaku seksual yang menyimpang dari ketetapan Allah, setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Salah satu pelecehan seksual yang dicatat dalam Alkitab adalah kisah Amnon memperkosa Tamar (2 Samuel 13:1-22). Penelitian menunjukkan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh pelecehan seksual yang dialami pada masa kanak-kanak, remaja dan juga orang dewasa. Dampak tersebut dapat menyangkut aspek fisik, emosi, relasi, seksual dan spiritual. Untuk mengatasi dampak tersebut, sering kali korban datang kepada rohaniwan untuk mencari pertolongan. Salah satu cara yang sering diajukan oleh rohaniwan untuk menolong korban pelecehan seksual adalah dorongan untuk mengampuni pelaku pelecehan seksual. Pengampunan sebagai solusi mengatasi luka karena pelecehan seksual yang diajukan kepada korban dapat menimbulkan tekanan baru pada korban yang menimbulkan rasa bersalah lagi karena belum mampu mengampuni pelaku. Berbagai penelitian tentang pengampunan yang menunjukkan bahwa pengampunan memfasilitasi penyembuhan dan merupakan treatment yang baik dalam menyembuhkan kondisi korban pelecehan seksual dalam masalah emosi negatif, dan dapat mengurangi trauma, serta meningkatkan penghargaan diri pada korban. Alkitab juga menjelaskan tentang pengampunan. Dalam keberdosaan manusia, Allah datang memberi pengampunan-Nya pada manusia melalui karya Kristus yang telah mati di kayu salib dan bangkit dari kubur. Setiap orang telah berdosa dan berbuat dosa, tetapi iman dan kasih karunia Allah membawa orang berdosa beroleh pengampunan Allah. Pengampunan Allah itulah yang menjadi dasar pengampunan manusia terhadap sesamanya yang bersalah. Untuk memahami makna pengampunan bagi orang yang pernah mengalami pelecehan seksual ini maka dilakukan penelitian dengan metode kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dengan mewawancara tiga partisipan yang pernah mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanak. Data dari wawancara yang dilakukan, dianalisis dengan menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian menghasilkan bahwa makna pengampunan bagi orang yang pernah mengalami pelecehan seksual ada delapan tema. Tema-tema tersebut adalah sebagai berikut: (1) pengampunan berarti melupakan, (2) pengampunan lebih dari memaafkan, (3) pengampunan adalah perintah Tuhan, (4) pengampunan adalah suatu pergolakan emosi, (5) pengampunan adalah suatu keputusan, (6) pengampunan adalah melepaskan, (7) pengampunan adalah suatu proses, (8) pengampunan adalah suatu perubahan. Dari makna tersebut nampak bahwa pengampunan bukan dikonseptualisasikan dalam suatu hubungan interpersonal yang terkait dengan permintaan maaf atau penyesalan pelaku, dan pemberian pengampunan dari korban pelecehan seksual terhadap pelaku. Makna pengampunan tersebut lebih menggambarkan pada proses dalam diri korban pelecehan seksual untuk meningkatkan kualitas dalam diri yaitu mengurangi kemarahan, kebencian, rasa malu, rasa bersalah dan perasaan negatif lainnya, berjuang untuk meningkatkan kualitas dalam diri dengan penerimaan diri dan penghargaan diri melalui relasi dengan Tuhan dan pertolongan dari orang lain. Perasaan dikasihi Tuhan, diterima, dihargai orang lain akan menolong menumbuhkan perasaan diri berharga pada koban. Dengan kualitas dalam diri atau citra diri yang semakin meningkat dalam diri korban, nampaknya mempengaruhi sikap dan perasaan terhadap pelaku. Itulah makna pengampunan yang dipahami oleh korban pelecehan seksual.en_US
dc.publisherSekolat Tinggi Teologi SAAT Malangen_US
dc.subjectPelecehan Seksualen_US
dc.subjectDampaken_US
dc.subjectPengampunanen_US
dc.subjectAnalisis Tematiken_US
dc.subjectDelapan Temaen_US
dc.titleMakna Pengampunan Bagi Orang Yang Pernah Mengalami Pelecehan Seksualen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2322015701
dc.identifier.kodeprodi77101
dc.identifier.nim20171090099


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record