Show simple item record

dc.rights.licenseAttribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0
dc.contributor.authorLukito, Daniel Lucas
dc.date.accessioned2018-05-14T02:07:36Z
dc.date.available2018-05-14T02:07:36Z
dc.date.copyright2007
dc.date.issued2007-10
dc.identifier.issn14417649
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/158
dc.description.abstractDalam kaitan peringatan Reformasi yang ke 490 (1517-2007), marilah bersama-sama kita melakukan introspeksi secara mendalam: Apakah gereja-gereja reformed atau gereja-gereja injili sebetulnya masih konsisten (sebagaimana Martin Luther dan kaum reformator lainnya) berpegang pada ajaran sola scriptura secara ketat? Karena itu di dalam artikel ini saya mengajak kita melihat situasi gereja-gereja (dan pendeta-pendetanya) masa kini dengan membandingkannya dengan masa Reformasi abad 16 dan, lebih jauh lagi, dengan masa Reformasi pada zaman raja Yosia pada 2 Raja-raja 22:1-20, khususnya dengan ditemukannya kembali kitab Taurat (lih. ay. 8) yang telah sekian lama hilang pada masa itu. Artikel ini akan saya tutup dengan sebuah refleksi ke arah mana sesungguhnya gereja-gereja injili atau reformed berjalan, khususnya bila mereka sudah “kehilangan” Alkitab.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.rights.urihttps://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/
dc.subjectReformation.en_US
dc.subjectBible -- Evidences, authority, etc.en_US
dc.title490 Tahun Reformasi : Apakah Sola Scriptura Masih Secara Konsisten Menjadi Pegangan Gereja-Gereja Reformed Masa Kini?en_US
dc.typeArticleen_US
dc.rights.holder2006 by Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan. All rights reserved.


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Attribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0
Except where otherwise noted, this item's license is described as Attribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0