Show simple item record

dc.rights.licenseAttribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0
dc.contributor.authorLie, Bedjo
dc.date.accessioned2018-05-11T06:18:17Z
dc.date.available2018-05-11T06:18:17Z
dc.date.copyright2007
dc.date.issued2007-04
dc.identifier.issn14417649
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/148
dc.description.abstractBelum lama ini, penulis tertarik dengan sebuah buku kecil laris yang dikarang oleh Hj. Irene Handono. Buku ini secara terang-terangan menolak fakta kematian Yesus Kristus atau Isa Almasih di kayu salib. Senada dengan itu, sebuah buku sensasional berjudul Jangan Ditunggu!!! Isa Bin Maryam Tidak Akan Turun di Akhir Zaman (Ready or Not Jesus is Not Coming) yang ditulis oleh Huttaqi juga menegaskan keyakinan yang sama dalam salah satu bagiannya: Yesus atau Nabi Isa tidak dibunuh dan tidak disalib. Andaikata fakta kematian Yesus Kristus di kayu salib memang dongeng belaka, apakah yang akan terjadi dengan kekristenan? Dengan mudah kita berimajinasi bahwa seluruh bangunan kekristenan akan runtuh pada saat yang bersamaan. Ah, itu kan hanya imajinasi! Mungkin Anda berpikir demikian. Akan tetapi, penegasan bahwa Nabi Isa tidak mati disalib benar-benar sebuah gema yang kuat dalam tulisan-tulisan Islam. Tentu saja hal ini adalah klaim serius yang perlu ditanggapi oleh orang Kristen. Sebelum kita memasuki topik tersebut lebih dalam lagi. Mari kita mulai dengan tanggapan pembuka terlebih dahulu. Pertama, dalam konteks tren pluralisme teologis yang berusaha menyamaratakan semua agama, penulis ingin memberikan applause atas kegigihan pribadi-pribadi seperti Irene Handono dan teman-temannya yang mengumandangkan eksklusivitas teologi agamanya secara terbuka. Kedua, buku-buku yang bersikap skeptis dan mempertanyakan keyakinan Kristen seperti di atas sering kali mendatangkan manfaat positif bagi umat Kristen, yaitu bangkitnya kesadaran berapologetika. Oleh karena itu, pertama-tama, lebih baik kita mengucapkan matur nuwun kepada penulis buku-buku di atas. Selanjutnya, matur nuwun saja rasanya tidak cukup. Oleh karena itu, dalam tulisan ini penulis ingin mewujudkan penghargaan tersebut dengan cara menegaskan perbedaannya dengan pandangan Kristen sambil tetap membangun rasa hormat terhadap pribadi-pribadi yang berbeda pandangan. Oleh karena itu, tulisan ini akan memaparkan pandangan Islam terhadap fakta kematian Yesus Kristus di kayu salib dan kemudian dilanjutkan dengan perspektif Kristen terhadap isu krusial ini. Terakhir, penulis ingin mengembangkan pengakuan atas perbedaan doktrin sebagai dasar toleransi sejati dalam relasi antar umat beragama.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.rights.urihttps://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/
dc.subjectCrucifixion of Jesus Christen_US
dc.subjectIslamic interpretation of Jesus Christ.en_US
dc.subjectChristianity and other religions -- Islam.en_US
dc.subjectIslam -- Relations -- Christianity.en_US
dc.subjectApologetics.en_US
dc.titleBenarkah Yesus Tidak Mati Disalib? : Sebuah Pertanggungjawaban Iman terhadap Pandangan Islamen_US
dc.typeArticleen_US
dc.rights.holder2007 by Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan. All rights reserved.


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Attribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0
Except where otherwise noted, this item's license is described as Attribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0