Show simple item record

dc.contributor.advisorTanudjaja, Rahmiati
dc.contributor.authorSuriyanto
dc.date.accessioned2022-04-20T08:24:29Z
dc.date.available2022-04-20T08:24:29Z
dc.date.issued2020-10
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1478
dc.description.abstractBagi umat Buddha, tujuan akhir dari kehidupan ini adalah nibbana. Menurut aliran Theravada, nibbana adalah suatu keadaan yang kekal, layak diperoleh, dan menyenangkan. Aliran ini memahami bahwa seseorang sudah bisa mencapai nibbana pada saat di dunia. Hal ini dikenal dengan istilah saupadisesa-nibbana, yaitu terjadinya nibbana di dunia dengan masih memiliki elemen tubuh. Seseorang yang telah mengalami hal ini, maka pikirannya sudah tidak lagi dikuasai oleh keinginan. Pada saat meninggal dunia, dia akan mencapai anupadisesa-nibbana yaitu nibbana tanpa eksistensi tubuh dan tidak akan mengalami kelahiran kembali ke dunia yang menderita. Dalam mencapai nibbana, aliran Theravada harus dengan usaha sendiri untuk melakukan Delapan Ruas Jalan Mulia. Dalam kekristenan, tujuan akhir dari kehidupan ini adalah surga. Perspektif Reformed memahami ada dua waktu bagi orang Kristen dalam menikmati surga. Pertama, surga setelah kematian. Pada saat orang Kristen meninggal dunia, rohnya akan kembali kepada Allah Tritunggal. Kedua, surga di masa depan yaitu langit dan bumi yang baru. Orang Kristen tidak akan selamanya berada di surga setelah kematian. Di langit dan bumi yang baru, orang Kristen akan memiliki tubuh fisik yaitu tubuh kebangkitan. Di sini, orang Kristen telah terlepas dari semua penderitaan di dunia, menikmati persekutuan yang intim dengan Allah Tritunggal, menikmati persekutuan dengan sesama orang percaya, dan bersama-sama melayani-Nya di langit dan bumi yang baru. Dalam mencapai surga, Reformed memahami bahwa di dalam dosa, manusia tidak bisa mencapai surga dengan usahanya tetapi hanya dengan percaya kepada Yesus. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau konsep nibbana menurut aliran Theravada berdasarkan konsep surga dari perspektif Reformed. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan konsep antara nibbana dengan surga. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang ada persamaan antara nibbana dan surga yaitu sama-sama keluar dari penderitaan dunia. Akan tetapi, fokus utama surga bukan keluar dari penderitaan semata, tetapi agar manusia bisa kembali berelasi intim dengan Allah Tritunggal. Sedangkan, fokus utama nibbana adalah murni agar manusia keluar dari penderitaan. Terdapat perbedaan dalam mencapai nibbana dan surga. Aliran Theravada meyakini usaha manusia berperan penting dalam mencapai nibbana. Sedangkan, perspektif Reformed memahami bahwa dalam mencapai surga, manusia tidak bisa mengandalkan usaha sendiri tetapi hanya dengan percaya kepada Yesus.en_US
dc.publisherSekolah Tinggi Teologi SAAT Malangen_US
dc.subjectnibbanaen_US
dc.subjectTheravadaen_US
dc.subjectsurgaen_US
dc.subjectReformeden_US
dc.subjectsukacitaen_US
dc.titleTinjauan terhadap Konsep Nibbana dalam Buddhisme Aliran Theravada berdasarkan Konsep Surga dari Perspektif Reformeden_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi77101
dc.identifier.nim20161041466


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record