Show simple item record

dc.contributor.advisorTantra, Carolien E.
dc.contributor.advisorTedjawijaja, Samuel K.
dc.contributor.authorShanahan, Daniel
dc.date.accessioned2022-02-17T04:51:13Z
dc.date.available2022-02-17T04:51:13Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1415
dc.description.abstractMusik adalah sebuah hal yang hampir selalu ditemui di dalam kehidupan manusia sehari-hari. Musik dalam kehidupan manusia sehari-hari juga biasa memiliki kaitan dengan kehidupan religius, karena tak jarang musik digunakan di dalam ibadah umat manusia. Kaitan musik dengan kehidupan religius membuat adanya sebuah pemisahan di antara musik, yaitu yang dikenal sebagai musik sekuler dan sakral. Dalam kekristenan, pemisahan sekuler dan sakral sudah menjadi hal yang biasa pada saat ini. Banyak orang Kristen saat ini berpandangan bahwa musik sakral adalah musik yang dapat digunakan untuk menyembah Tuhan, sementara musik sekuler sebaliknya. Pandangan yang banyak dianut oleh umat Kristen pada saat ini, sebenarnya merupakan sebuah pergeseran makna dikotomi yang sudah terjadi bertahun-tahun lamanya. Sejarah membuktikan bahwa dikotomi musik sudah terjadi semenjak bangsa jatuhnya kerajaan Israel sehingga banyak musik sekuler yang dikaitkan dengan berhala, padahal makna dari sekuler dan sakral hanya sebatas penggunaan praktis dan keduanya digunakan untuk menyembah TUHAN. Pandangan dikotomi yang sudah bergeser akan sulit untuk dikembalikan sehingga penulis menawarkan sebuah konsep bagi orang Kristen untuk bisa memahami musik dari perspektif Kristiani. Seorang musikolog dan teolog bernama Jeremy Begbie menjelaskan bagaimana doktrin penciptaan dapat mengubah sudut pandang orang dalam melihat musik. Beliau menjelaskan bahwa musik bukanlah sekedar karya yang dibuat, dimainkan, atau didengarkan saja, melainkan musik adalah sebuah kesatuan dengan dunia ciptaan Tuhan. Musik tidak akan muncul dengan sendirinya kalau tidak melalui inisiatif Tuhan yang kreatif. Tuhan memakai segala yang ada di dalam dunia ciptaan-Nya untuk membuat sebuah musik. Begbie melihat bahwa segala musik yang ada di dalam dunia ciptaan Tuhan mampu untuk memuliakan Sang Pencipta. Pandangan dari Jeremy Begbie kemudian akan diaplikasikan ke dalam resital yang dibawakan oleh penulis. Melalui resital tersebut penulis akan memberikan edukasi mengenai pandangan Jeremy Begbie terhadap musik sebagai bagian dari God’s good creation. Penulis berharap bahwa makna dikotomi terhadap musik bisa dikembalikan melalui pendekatan pandangan doktrin penciptaan sehingga musik apapun tidak akan menjadi halangan bagi umat manusia untuk memuji Tuhan Sang Pencipta.
dc.publisherSekolah Tinggi Teologi SAAT Malang
dc.subjectmusik
dc.subjectpenciptaan
dc.subjectsekuler
dc.subjectsakral
dc.titleMusik Instrumental Abad 18-19 Sebagai Contoh Terhadap Konsep Jeremy Begbie Tentang Interpretasi Musik dari Perspektif Kristiani.en_US
dc.identifier.kodeprodi77201
dc.identifier.nim20151041445


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record