Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistio, Thio Christian
dc.contributor.authorYuliana, Fitri
dc.date.accessioned2021-05-04T06:57:36Z
dc.date.available2021-05-04T06:57:36Z
dc.date.issued2020-05
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1368
dc.description.abstractJohn Hick adalah salah satu filsuf agama yang paling menonjol di abad ke-21 dengan wawasan interdisipliner yang luas dalam kancah akademis. Catatan pendidikan yang pernah ia tempuh di bidang hukum, filosofi dan teologi menunjukkan kecemerlangannya. Ketiga bidang pendidikan tersebut mempengaruhi pendekatannya dalam mencari kebenaran yang tampak pada pandangan-pandangannya. Salah satu pandangan Hick yang terus menjadi perdebatan hingga masa sekarang adalah artikulasi ulang yang digagasnya terhadap doktrin inkarnasi ortodoks. Itulah sebabnya penulis terdorong untuk memberikan tanggapan terhadapan pandangan Hick tersebut. Berkenaan dengan isu deifikasi Yesus, Hick menyatakan bahwa Yesus yang adalah manusia biasa telah disalah-mengerti oleh para pengikut-Nya yang menjadikan-Nya sebagai Tuhan. Kesalahpahaman itu terus bergulir dari waktu ke waktu hingga akhirnya konsili Nicaea dan konsili Chalcedon merumuskannya dalam doktrin inkarnasi ortodoks. Itu sebabnya dalam pandangan Hick, doktrin inkarnasi merupakan pemikiran manusia belaka dan tidak pernah dinyatakan dalam Kitab Suci bahkan oleh Yesus sendiri. Untuk menanggapi hal tersebut penulis memaparkan beberapa ayat kunci dalam Perjanjian Baru guna menunjukkan bahwa doktrin inkarnasi bersumber dari Yesus sendiri yang dinyatakan dalam Kitab Suci. Isu selanjutnya adalah tuduhan inkoherensi dalam doktrin inkarnasi ortodoks. Hick menyatakan bahwa konsep dwinatur tidak dapat diterima dengan logika. Untuk menjawab hal itu, penulis menggunakan pendekatan logika gabungan: relativity thesis (pernyataan relativitas) dan natural kind concept (konsep ciri alamiah). Dengan metode relativity thesis, penulis dapat menunjukkan kesalahan logika tuduhan inkoherensi dari Hick terhadap doktrin inkarnasi ortodoks. Sementara itu, pendekatan natural kind concept dapat membuktikan koherensi dari konsep dwinatur yang ada dalam diri Allah Anak sebagai inkarnasi Allah. Untuk memperkuat koherensi doktrin inkarnasi ortodoks, penulis menggunakan divine preconscious model sebagai alat analisis utama dalam memberikan penjelasan filosofis, psikologis dan logis mengenai kemanunggalan Pribadi Yesus dengan dua natur yang ada di dalam diri-Nya, yang tidak saling berkontradiksi. Pada bagian terakhir, penulis menyanggah doktrin inkarnasi menurut pandangan Hick serta beberapa usulan interpretasi ulang Hick terhadap doktrin ini. Untuk itu, penulis mengajukan beberapa kritik terhadap doktrin inkarnasi Hick dengan mengungkap kesalahan pemikiran Hick secara logis. Dari penelitian ini, penulis menyatakan bahwa doktrin inkarnasi ortodoks mempunyai dasar-dasar alkitabiah yang kuat. Doktrin inkarnasi ortodoks bukan pemikiran manusia yang dirumuskan oleh konsili Nicaea dan konsili Chalcedon melainkan pernyataan Allah sendiri yang dicatat dalam Kitab Suci. Selain itu, doktrin inkarnasi merupakan doktrin yang koheren sehingga dapat dipahami dengan jelas dan dapat diterima dengan logika yang sehat. Dengan demikian, pandangan doktrin inkarnasi Hick merupakan pandangan yang keliru sehingga kekristenan tidak perlu memberikan artikulasi ulang terhadap doktrin inkarnasi ortodoks.en_US
dc.publisherSekolah Tinggi Teologi SAAT Malangen_US
dc.subjectInkarnasien_US
dc.subjectNaturen_US
dc.subjectPreconciousen_US
dc.subjectConsciousen_US
dc.subjectKoherenen_US
dc.titleSebuah Pembelaan Doktrin Inkarnasi Ortodoks dengan Perspektif Divine Preconscious Model terhadap Kritik John Hick.en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2312047001
dc.identifier.kodeprodi77101
dc.identifier.nim20181090096


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record