Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistio, Thio Christian
dc.contributor.authorSoetedja, Elizabeth Nathania T.
dc.date.accessioned2021-04-08T04:02:06Z
dc.date.available2021-04-08T04:02:06Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1353
dc.description.abstractKeragaman agama menyebabkan sulit hidup damai tanpa adanya konflik antara satu pemeluk agama dengan pemeluk agama yang lainnya. Apalagi jika satu penganut agama memiliki pemahaman dan keyakinan bahwa agamanya yang paling benar dan pemeluk agama lain adalah orang kafir yang perlu dimusnahkan. Perlu adanya dialog agar satu pemeluk agama dengan pemeluk agama lain tidak mengalami kesalahpahaman. Konflik sering terjadi karena pemeluk agama tidak memahami dengan benar ajaran dari agama yang ia anut dan ia memiliki pemahaman yang salah mengenai ajaran dari agama lain. Dialog menolong pemeluk agama untuk bisa mengerti dengan jelas ajaran agamanya sendiri dan mengerti ajaran agama lain. Permasalahannya untuk menciptakan dialog yang terbuka namun tetap mempertahankan identitas tidaklah mudah. Jika tidak hati-hati dialog justru dapat jatuh kepada munculnya konflik akibat adanya penghakiman bahwa pemeluk agama lain kafir. Namun, dialog juga dapat membuat pemeluk agama menganggap bahwa semua agama benar dan dapat memberikan keselamatan. Paul F. Knitter berusaha untuk merumuskan model dialog agar terciptanya perdamaian. Namun, model dialog Knitter ini akhirnya jatuh pada pemahaman bahwa konsep Allah dalam semua agama benar dan setiap agama memiliki tujuan keselamatan masing-masing yang juga benar. Sedangkan, model dialog Knitter ini tidak dapat diterapkan oleh paham partikularisme injili yang melandaskan Alkitab sebagai dasar untuk mengerti segala kebenaran yang manusia terima. Model dialog Knitter tidak bisa diterapkan karena model ini berkontradiksi dengan konsep Alkitab mengenai keunikan Yesus, walaupun Knitter juga berusaha menggunakan Alkitab sebagai dasar. Di sisi lain, Knitter mengkritik partikularisme injili yang hanya terfokus pada perdebatan teologi sehingga tidak bisa menciptakan dialog yang menciptakan perdamaian. Selain itu, partikularisme injili tidak menyadari untuk bertindak bagi kesejahteraan manusia yang menderita di dunia ini. Menanggapi pertentangan yang ada, skripsi ini dibuat untuk meninjau secara mendalam sebenarnya apakah kesalahan dan kelebihan dari model dialog Knitter yang telah banyak dipakai dalam dialog antar-umat beragama.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectKnitter, Paul F,en_US
dc.subjectNewbigin, Lesslieen_US
dc.subjectPluralism -- Religious aspects -- Christianity.en_US
dc.titleTinjauan Terhadap Konsep Model Dialog Anta-Umat Beragama Paul F. Knitter Berdasarkan Konsep Model Dialog Antar-Umat Bergama Partikultularisme Injilien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2312047001
dc.identifier.kodeprodi77201
dc.identifier.nim20111041360


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record