Show simple item record

dc.rights.licenseAttribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0
dc.contributor.authorBudiman, Kalvin S.
dc.date.accessioned2018-05-11T03:05:45Z
dc.date.available2018-05-11T03:05:45Z
dc.date.copyright2006
dc.date.issued2006-10
dc.identifier.issn14417649
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/134
dc.description.abstractDialog akhir-akhir ini yang terus-menerus digalakkan di antara kalangan Protestan dan Katolik mengenai doktrin pembenaran telah menghasilkan pemulihan-pemulihan teologis yang tidak kecil antara kedua kelompok tersebut. Salah satu kesinambungan yang menjanjikan yang muncul dari doktrin pembenaran dan perlu digarisbawahi adalah relasi antara Luther dan teologi pembenaran Konsili Trent melalui ajaran Thomas Aquinas tentang doktrin yang sama. Sebagaimana pernah dikatakan oleh Otto H. Pesch, jika kita membaca kanon-kanon Konsili Trent dari perspektif teologi Thomistik, sebuah persetujuan dengan teologi Luther akan nampak. Pendapat ini dan studi-studi historis lain menyingkapkan fakta bahwa meski Luther mengeritik dengan tajam Thomas Aquinas sebagai “sumber dan akar semua ajaran sesat dan pemalsuan berita Injil (sebagaimana yang ditunjukkan oleh tulisan-tulisannya),” ia sesungguhnya tidak banyak menyediakan waktu untuk membaca secara langsung karya-karya tulis Aquinas. Dengan kata lain, Luther menolak ajaran Aquinas tentang doktrin pembenaran bukan karena ia menolak pandangan Aquinas tetapi karena ia salah memahami ajaran Aquinas. Atau, sikap Luther terhadap pandangan pembenaran Aquinas lebih mencerminkan kesalahpahaman terhadap Aquinas oleh pendahulu-pendahulu Luther, yang mana melalui mereka ia mengenal Aquinas. Berangkat dari penemuan-penemuan baru dalam studi sejarah Reformasi belakangan ini, topik tentang kesinambungan antara Thomas Aquinas, Konsili Trent, dan Luther tentang doktrin pembenaran adalah sesuatu yang patut untuk dipelajari. Menurut saya upaya semacam ini bukan semata-mata cerminan keinginan ekumenis akan kesatuan yang cenderung mengabaikan dan mengurangi perbedaan-perbedaan substansial ke dalam perbedaan-perbedaan minor saja. Sebaliknya, pembacaan yang cermat terhadap konteks historis Konsili Trent dan Luther akan menghasilkan suatu pemahaman bahwa, meski fakta pertentangan tidak dapat disingkirkan, ada suatu kontinuitas yang jelas antara teologi Trent dan Luther tentang pembenaran khususnya jika kita membaca perbedaan di antara keduanya dari perspektif teologi Thomas Aquinas. Sebab itu, dari perspektif sejarah, karya kontemporer seperti “The Lutheran-Roman Catholic Joint Decalaration on the Doctrine of Justification,” jauh dari mewakili harmonisasi yang palsu, telah menjanjikan harmonisasi yang sejati. Dengan demikian, artikel ini merupakan suatu upaya untuk menyingkapkan arah Thomistik di dalam pemikiran teologis imam-imam dari Konsili Trent dan beberapa kontinuitas serta diskontinuitas antara Luther dan Aquinas. Saya akan mulai dengan meluruskan relasi Luther-Aquinas berdasarkan studi-studi historis belakangan ini. Setelah itu, saya akan mengkaji teologi Thomistik di dalam Konsili Trent. Bagian terakhir merupakan penjelasan tentang hakikat kesinambungan antara Luther dan teologi Trent tentang pembenaran dengan mengamati beberapa kanon yang diputuskan dalam Konsili Trent, di mana teologi Luther dilibatkan.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.rights.urihttps://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/
dc.subjectThomas, Aquinas, Saint, 1225?-1274en_US
dc.subjectLuther, Martin, 1483-1546en_US
dc.subjectJustification (Christian theology)en_US
dc.titleAquinas, Konsili Trent, dan Luther Tentang Pembenaran oleh Iman : Sebuah Isu tentang Kontinuitas dan Diskontinuitasen_US
dc.typeArticleen_US
dc.rights.holder2006 by Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan. All rights reserved.


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Attribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0
Except where otherwise noted, this item's license is described as Attribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0