Show simple item record

dc.contributor.advisorKuswanto, Cornelius
dc.contributor.authorJohannis, Deby C
dc.date.accessioned2021-04-05T06:04:08Z
dc.date.available2021-04-05T06:04:08Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1311
dc.description.abstractKesejahteraan adalah suatu keadaan yang sangat didambakan oleh setiap orang dalam suatu bangsa, khususnya bangsa Indonesia. Kondisi kesehatan, pendapatan, dan pendidikan di Indonesia yang masih berada dalam krisis dan keterpurukan mencerminkan adanya suatu kebutuhan yang besar akan kesejahteraan yang lebih baik sebab dengan hidup yang sejahtera, orang berharap dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik, mampu mengembangkan potensi diri secara maksimal serta dapat membantu orang lain. Untuk mencapai harapan ini tentunya semua pihak dalam bangsa Indonesia, baik pemerintah maupun masyarakat harus saling bekerja sama, termasuk juga di dalamnya gereja Tuhan. Panggilan gereja, sebagai institusi dan komunitas orang percaya untuk mewujudkan kesejahteraan sesungguhnya telah ada sejak lama. Panggilan ini salah satunya terdapat dalam perintah Allah kepada bangsa Israel dalam pembuangan, yang kisahnya dicatat dalam Yeremia 29:4-14. Dalam perikop ini terdapat konsep shalom yang menurut konteksnya berarti kesejahteraan yang holistik atau utuh. Shalom di sini tidak hanya berbicara mengenai kesejahteraan rohani, dalam arti keselamatan jiwa dalam kekekalan, tetapi juga kesejahteraan jasmani, tubuh, dan kehidupan dalam dunia. Ini berarti bahwa seperti halnya bangsa Israel dipanggil untuk berperan dalam mewujudkan kesejahteraan yang utuh di Babel, maka gereja-gereja di Indonesia pun sekarang dipanggil untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa yang sedang terpuruk. Dengan berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa, secara khusus melalui aspek kesehatan, pendapatan, dan pendidikan, maka fungsi gereja sebagai garam dan terang dapat dirasakan nyata secara khusus oleh komunitas di mana ia berada, dan oleh bangsa Indonesia secara umumnya. Inilah yang kemudian dapat menjadi jalan efektif di mana Injil dapat dinyatakan secara utuh dan nama Tuhan dimuliakan.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectShalomen_US
dc.subjectPeran Gerejaen_US
dc.subjectKesejahteraan Indonesiaen_US
dc.titleKonsep Shalom Dalam Yeremia 29:4-14 dan Implikasinya Bagi Peran Gereja Dalam Mewujudkan Kesejahteraan di Indonesiaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi77103


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record